MUI Berduka atas Meninggalnya Wartawati Al-Jazeera oleh Peluru Pasukan Israel

Jakarta, MINA – Majlis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan turut berdukacita atas meninggalnya wartawati Al-Jazeera Shireen Abu Akleh akibat tembakan pasukan pendudukan Israel.

“Turut berduka cita. Berduka mendalam atas tragedi pembunuhan  wartawati senior al-Jazeera oleh aparat Zionis Israel,” kata Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, dalam keterangan persnya, Jumat (13/5).

Menurutnya, berita dibunuhnya wartawati senior al-Jazeerah, Shireen Abu Akleh, menambah daftar panjang kejahatan kasat mata yang dilakukan oleh aparat zionis Israel.

“Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Israel adalah sebuah negara dimana kejahatan telah dilindungi dan bahkan difasilitasi secara resmi. Dan yang menjadi korban langsung adalah rakyat dan bangsa Palestina,” katanya.

Aparat zionis Israel dan kelompok-kelompok Yahudi ekstrim secara terus-menerus menggencarkan teror terhadap masyarakat, tak kurang terhadap kalangan jurnalis.

Sudarnoto berpendapat, kasus ditembaknya Shireen adalah salah satu usaha untuk menimbulkan rasa takut kepada masyarakat, membungkam suara yang membela perjuangan Palestina sebagaimana yang selama ini ditunjukkan oleh Shireen melalui al-Jazeera, sekaligus juga memperlemah dan menundukkan perjuangan Palestina.

“Tujuan akhirnya adalah menguasai seluruh wilayah Palestina. Pembunuhan keji ini kemungkinan menyasar ke segmen masyarakat lain, bisa tokoh agama, ulama, wartawan, intelektual, aktivis kemanusiaan dan siapapun juga,” tambahnya.

Selain itu, pembunuhan terhadap Shireen adalah kelanjutan dari misi pembunuhan yang dilakukan oleh banyak tokoh Palestina dan juga kepada warga Palestina lainnya. Ini adalah semacam upacara yang dimaksudkan untuk memperkuat semangat dan mengisi hari yang mereka klaim sebagai kemerdekaan Israel tanggal 14 Mei.

Pada tanggal itu bendera Stars of David akan dikibar-kibarkan di mana-mana dan akan memicu eskalasi pertentangan keras apalagi tanggal 15 Mei adalah hari penting Palestina sebagai Yaum an-Nakbah. Diperkirakan tindakan kekerasan dan kejahatan Zionis akan semakin meningkat di beberapa hari ke depan ini.

“Perlu ada langkah-langkah cepat membangun aliansi tokoh lintas agama dan bangsa, jurnalis, intelektual, aktivis kemanusiaan dan HAM, politisi, kaum professional dan bahkan kaum terpelajar lainnya termasuk mahasiswa untuk mendesak agar Israel diberi sanksi internasional,” katanya.

Kematian Shireen Abu Akleh memang takdir Allah, akan tetapi pembunuhan terhadap Shireen adalah sebuah kejahatan dan kebiadaban yang tidak boleh dibiarkan. Pelaku dan pemerintah Israel harus bertanggung jawab. Duka terhadap Shireen adalah duka kemanusiaan.(R/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.