Majalengka, MINA – Pembina Syubban (Pemuda) Wilayah Jawa Barat, Munif Nasir mengatakan, Islam mudah tersebar ke seluruh penjuru dunia karena tiga hal, yaitu kesatuan umat, kepemimpinan, dan rahmatan lil ‘alamin.
Munif mengatakan di hadapan 140 peserta dalam kegiatan Syubban Camp Bandung Raya dan Majalengka, di Majalengka Sabtu malam (31/12/2022).
Pada tausiyah berjudul “Kepemimpinan dalam Islam” itu, Munif yang juga Ketua Forum Duta Al-Quds, menyampaikan tentang sejarah penyebaran Islam di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
“Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan tersebar ke seluruh dunia pada abad ke-13,” ungkapnya sambil menunjukkan peta persebaran Islam ke seluruh dunia.
Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045
Menurut alumni Mu’assasah Al-Quds Ad-Dauliyah Yaman tersebut, seluruh negara-negara di dunia, baik Rusia, Cina, Afrika, Australia didominasi oleh kaum Muslimin pada masa itu.
“Rusia banyak penduduknya yang Muslim, Cina juga, bahkan kakek dari Jet Li adalah Muslim, India juga muslim,” ujarnyanya.
Dia juga menambhakan, Laksamana Chengho juga seorang Muslim yang diutus pemimpinnya mengelilingi dunia sampai ke Pulau Jawa di Gresik, dan petilasannya ada di Semarang.
“Pasukan Laksmana Chengho jumlahnya 15 ribu orang, mereka betah di Pulau Jawa dan izin tidak kembali ke Cina karena tersentuh oleh dakwah Islam di tanah Jawa,” tambahnya.
Baca Juga: Antisipasi Kerawanan Pangan, Wamendes PDT Wacanakan Satu Provinsi Satu Desa ICMI
Ibunda salah seorang Wali Songo berasal dari Campa, Thailand yang juga seorang Muslim, karena percampuran perkawinan Nusantara dan Campa.
Pasukan Mongol yang dipimpin Jengis Khan ketika menghancurkan Baghdad, mereka berbaur dengan orang-orang Islam. Kemudian muncul orang-orang terbaik yang menjadi cikal bakal Turki Usmani.
“Dari sini dapat kita lihat, bangsa-bangsa di dunia akhirnya terjadi percampuran melalui perkawinan umat Islam. Nenek moyang bangsa Australia asli dari Sulawesi dan mereka Muslim. Demikian pula Columbus pada tahun 1487 pernah diutus oleh penguasa Spanyol, Ratu Isabel untuk mendapatkan benua baru untuk diteliti sumber daya alamnya,” katanya, menambahkan.
Ekspedisi Colombus itu menuju ke Amerika. Di sana ia menemukan suku-suku Inidian tepatnya di tepi pantai. Colombus dan anak buahnya melihat kubah-kubah masjid. Tapi sayang, suku-suku Indian yang nota bene kaum Muslim itu dibunuh perlahan dengan cara diberikan selimut yang sudah ditempelkan dengan virus cacar.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Sabtu Ini, Sebagian Hujan Ringan
Tidak sampai di situ, mereka yang belum meninggal akibat virus itu dan masih sehat, lalu di bantai. Di pulau itulah akhirnya didirikan United States of Amerika.
Ia menambahkan, Islam tersebar melalui jalan darat yaitu jalan sutera untuk perdagangan antar benua. Islam juga tersebar melalui Samudera Pasai.
Perjalanan para dai untuk menyebarkan Islam di Nusantara dimulai dari Malaka hingga Aceh. Sedangkan di Pulau Jawa mulai dari Demak ke Surabaya, Cirebon, Banten, dan bersambung ke Lampung dan seterusnya.
Kepemimpinan
Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus
Karena sifat rahmat dan kasih sayang umat Islam, maka bangsa Jengis Khan yang suka menyerbu dan membantai, begitu tersentuh dengan rahmatnya Islam, sehigga mereka menjadikan Islam sebagai agamanya.
Ia mengatakan, umat Islam bersatu karena adanya pemimpin, dan mustahil bisa dipimpin kalau tidak mau bersatu. Kebutuhan pribadi akan terpenuhi dengan adanya persatuan.
“Maka kewajiban kita adalah mendakwahkan kesatuan Islam dalam wujud Al-Jama’ah ini kepada siapapun dengan rahmat dan lemah lembut. Itulah mengapa Islam bisa berkembang sangat pesat ke seluruh bangsa, karena langsung menyentuh pada fitrah manusia, yaitu hati nurani,” lanjutnya.
Ia mengajak kepada seluruh peserta yang terdiri dari para pemuda dan pemudi itu agar terus berlatihlah untuk menjadi pemimpin karena itu hal yang pokok.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Menurutnya, kepemimpinan merupakan pekerjaan mensinergikan satu sama lain agar menjadi teratur. Allah memimpin seluruh alam. Ini yang disebut manajemen ilahiah.
“Tugas pemimpin adalah memenej agar semua sinkron dan tidak bertabrakan satu sama lain, sehingga kapasitas diri yang dipimpin terus berkembang. Sedangkan yang pantas memimpin dan pantas dipimpin adalah yang mau dipimpin dan siap memimpin,” jelasnya.
Akhir tahun 2022 ini Syubban Camp Wilayah Jawa Barat dilaksanakan di dua tempat yaitu di Tasikmalaya dan Majalengka yang bergabung dengan Syubban Bandung Raya. (L/amn/RS2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia