Musim Haji Makin Dekat, Persiapan Hampir Rampung

Oleh: Illa Kartila – Redaktur Senior Miraj Islamic News Agency/MINA

Musim haji 1437 H sudah semakin dekat, dua bulan menjelang pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia gelombang pertama pada 9 Agustus 2016, seluruh penyelenggaraan – dari pemondokan haji, teknis angkutan selama di Makkah dan Madinah, akomodasi ibadah haji, pelayanan kesehatan hingga persiapan teknis pemberangkatan dari tanah air – nyaris rampung.

“Sudah disiapkan 12 embarkasi haji dan 15 embarkasi antara bagi seluruh jamaah haji dari Indonesia untuk berangkat ke Makkah dan Madinah,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani.

Menurut Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri. Ahda Barori, calon Jemaah dijadwalkan masuk asrama haji pada 8 Agustus. Besoknya, gelombang pertama ini diberangkatkan dari Jakarta langsung menuju Madinah.

Wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah 1437 H yang bertepatan dengan tanggal 10 September 2016. Kemudian jemaah haji gelombang I dari Makkah akan kembali ke tanah air dari bandara Jeddah.

Pada penyelenggaraan haji 2016, haji Indonesia tetap seperti tahun lalu sebanyak 168.800 orang yang terdiri dari 155.200 jamaah haji reguler dan 13.600 jamaah haji khusus/plus. Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Syamsul Ma’arif meminta Indonesia menindaklanjuti janji Arab Saudi terkait penambahan kuota 10 ribu.

Hingga saat ini, pemerintah tampaknya belum menindaklanjuti janji tersebut. “Saya kira selama ini tidak ada komunikasi yang intens,” kata Syamsul sambil menambahkan bahwa Kementerian Agama perlu memberikan penjelasan terkait alasan janji Arab Saudi tidak ditindaklanjuti.

Menurut Syamsul, seharusnya kuota jamaah haji Indonesia tahun ini sekitar 180 ribu. “Mesti dilakukan komunikasi intens dengan Arab Saudi, kalau bisa goverment to goverment.”

Dia berpendapat, penambahan kuota haji selalu terbuka bagi negara manapun. Apalagi dengan adanya indikasi Iran tidak akan mengirimkan jamaahnya tahun ini. Situasi yang terjadi antara Arab Saudi dengan Iran dapat dimanfaatkan oleh Indonesia.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menegaskan, dengan jumlah kuota haji yang sama dengan tahun lalu, berarti pemerintah gagal menambah jumlah kuota yang diharapkan Indonesia. “Padahal sudah dijanjikan oleh Arab Saudi ada kenaikan 10 ribu.”

Namun, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan “tambahan 10 ribu jamaah seperti janji Raja Salman bin AbdulAziz kepada Presiden Joko Widodo, betul-betul menjadi perhatian Menteri Urusan Haji Arab Saudi.”

Akan tetapi karena usulan penambahan kuota tersebut di luar ketentuan normal, bisa saja Arab Saudi masih memerlukan waktu untuk membahas penambahan ini. Padahal jadwal pelaksanaan ibadah haji sudah di ambang pintu.

Menag  sudah bertemu  dengan Menteri Haji dan Kesehatan Saudi Arabia dan pemerintah Arab Saudi tahun ini masih memberlakukan pemotongan 20 persen dari kuota haji normal, sehingga jatah jamaah Indonesia pada musim haji 1437H/2016M masih sama dengan tahun lalu.

Pengurangan kuota sebesar 20 persen karena adanya perluasan Masjidil Haram. Seharusnya kuota normal untuk Indonesia sebesar 211 ribu jamaah.

Berkurang 132 dolar

Puan Naharani menyebutkan, Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1437H/2016 rata-rata sebesar Rp34.641.304. Besaran itu jika dikonversikan ke dolar Amerika Serikat adalah USD 2.585 dengan estimasi kurs Rp 13.400 per dolar AS. Ini berarti mengalami penurunan sebesar USD 132.

“Ada penurunan sebesar 66,4 persen dibandingkan dengan biaya haji tahun 2015. Saat ini 130.000 paspor calon jamaah haji sudah siap. Untuk akomodasi selama di Makkah dan Madinah, pemerintah telah menyiapkan dua kali makan, siang dan malam. Pagi hari disediakan makanan ringan,” katanya.

Namun demikian, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid mengatakan, walaupun biaya haji dalam dalam  dolar Amerika berhasil ditekan dari 2.717 dolar tahun lalu ke 2.528 dolar (Rp 34.641.304) tahun ini namun beberapa komponen utama yang langsung dirasakan jamaah dinaikkan anggarannya oleh DPR dan pemerintah.

“Ini semua dilakukan demi meningkatkan kualitas pelayanan bagi para tamu Allah,” katanya sambil menambahkan bahwa komponen-komponen itu antara lain jumlah makan di Makkah dari 15 kali tahun lalu menjadi 24 kali. Biaya peningkatan bus antarkota di Arab Saudi, biaya peningkatan kualitas makan, fasilitas  dan pelayanan selama di Arafah Muzdalifah dan Mina.

“Adapun biaya-biaya lain yang berhasil diturunkan seperti pondokan di Madinah, biaya pesawat bukan dengan  menurunkan mutu tapi karena negosiasi yang sangat ketat antara DPR  dengan  Kemenag,” ujarnya.

Dalam penetapan biaya haji Komisi VIII menurut dia, tidak hanya berorientasi pada penurunan biaya tapi terutama pada peningkatan mutu pelayanan bagi jamaah. “Itulah sebabnya masukan dan aspirasi masyarakat seperti  biaya upgrade bus dan biaya manasik kami naikkan lagi.”

Anggota Komisi VIII yang membidangi masalah haji, Hasrul Azwar mengharapkan, turunnya BPIH tahun ini tidak mengurangi kualitas pelayanan kepada jemaah haji Indonesia.

Mungkin benar juga pendapat Lukman Hakim bahwa perluasan Masjidil Haram jangan disalahartikan dengan adanya penambahan calon jamaah dari kuota normal. “Perluasan Masjidil Haram ini ditujukan agar jamaah haji lebih nyaman dan lebih leluasa bergerak untuk ibadah. Jika nanti terus ditambah maka akan sama saja padatnya.” (R01/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: illa

Editor: Ali Farkhan Tsani

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.