Warga Muslim London masih terjaga pada pukul 01.00 dini hari waktu Inggris untuk makan sahur di bulan Ramadhan. Saat itu adalah Rabu dini hari, 14 Juni 2017, memasuki hari ke-19 puasa.
Sebelum jam 1 dini hari, mereka melihat api telah membakar Menara Grenfell, sebuah bangunan apartemen setinggi 24 lantai.
Umat Islam yang terjaga di malam itu mencium bau asap dan melihat api berkobar. Mereka lalu segera pergi berkeliaran, dengan panik mengetuk pintu rumah orang-orang yang tinggal di apartemen itu untuk membangunkan penghuninya. Bahkan anak-anak mereka turut terlibat dalam pembangunan pada situasi darurat seperti itu. Para warga diarahkan ke tempat yang aman.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Para Muslim itu dijuluki “lifeline” (jalur kehidupan) atas upaya mereka membantu dan membuat orang keluar dari rumah susunnya.
Ada klaim yang mengatakan bahwa alarm dan penyiram kebakaran tidak bekerja di blok barat London.
Khalid Suleman Ahmed (20 tahun) yang tinggal di lantai delapan Menara Grenfell mengatakan bahwa dia menunggu waktu Sahur.
“Tidak ada alarm kebakaran yang berbunyi dan tidak ada peringatan. Saya sedang bermain PlayStation menunggu makan sahur, lalu saya mencium bau terbakar,” katanya kepada HufPost Inggris.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Saat itu, Ahmed bangkit dan melihat ke luar jendela. Ia menyaksikan lantai ketujuh terbakar. Ia kemudian membangunkan bibinya, lalu mengenakan pakaian, dan mulai mengetuk pintu-pintu tetangga.
Semua rumah yang diketuknya membuka pintu, kecuali dua karena tertidur lelap.
Menurut London Central Mosque Trust, waktu salat Subuh jatuh pada pukul 02.40 pagi pada hari Rabu.
Rashida, seorang penduduk setempat, mengatakan kepada Sky News, sebagian besar keluarga Muslim di sekitar tempat itu pasti sudah bangun dan dengan adanya suara helikopter, akan menarik perhatian bagi banyak penduduk. Mereka akan berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak normal.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Nadia Yousuf (29 tahun) mengatakan bahwa penduduk Muslim termasuk orang pertama yang memperingatkan tetangganya tentang adanya api.
Sejumlah pusat kebudayaan Islam dan masjid seperti Masjid Al-Manaar, membuka pintu untuk membantu mereka yang terkena dampak.
“Masjid Al-Manaar dan Pusat Kebudayaan terbuka untuk digunakan sebagai tempat penampungan sementara oleh siapa pun yang terkena dampak kebakaran di Menara Grenfell,” tulis Pusat Kebudayaan di Facebook.
“Siapa pun yang Muslim atau non-Muslim dipersilakan masuk untuk beristirahat, tidur, atau minum air dan makan.”
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Staf dan relawan Masjid Al-Manaar juga mengirimkan air, kurma, dan benda-benda darurat lainnya ke daerah yang terkena bencana.
Gereja St Clement dan St James di dekatnya juga membuka pintu bagi orang-orang yang dievakuasi, termasuk kuil Sikh setempat.
Warga di Menara Grenfell yang hancur mengklaim bahwa alarm kebakaran tidak bekerja, penyiram gagal dan tangga adalah satu-satunya alat yang digunakan saat pintu keluar terblokir.
“Jika bukan karena semua anak laki-laki muda Muslim di sekitar sini, yang membantu kami datang dari masjid, pasti lebih banyak orang telah meninggal,” kata seorang wanita yang difilmkan di dekat tempat kejadian oleh wartawan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Mereka adalah orang pertama membawa kantong air yang diberikan kepada orang dan membantu, berlari dan memberi tahu orang-orang,” tambahnya.
Andre Barroso (33 tahun) mengatakan kepada The Independent, “Muslim memainkan peran besar dalam mengajak banyak orang keluar. Sebagian besar orang yang bisa saya lihat adalah Muslim. Mereka juga menyediakan makanan dan pakaian.”
Muslim yang bangun untuk sahur Ramadhan telah dipuji sebagai pahlawan karena membantu menyelamatkan tetangga mereka yang sedang tidur dari kebakaran yang sangat mengerikan.
Sementara itu, puluhan orang hilang setelah kebakaran. Warga mengatakan, tidak ada orang di tiga lantai teratas yang selamat.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Dua puluh orang berjuang untuk bertahan hidup dalam kondisi yang kritis dan 78 orang dibawa ke enam rumah sakit yang berbeda di London.
Saat kejadian, penghuni apartemen yang ketakutan terlihat melempar diri dan anak-anak mereka dari jendela agar tidak terbakar sampai mati. Sementara yang lain membuat tali dengan mengikatkan seprai atau menggunakannya sebagai parasut sementara dan melompat.
Seorang bayi yang dilempar dari lantai 9 atau 10 ditangkap dan berhasil hidup, tapi nasib ibunya belum diketahui.
Sebanyak 200 petugas pemadam kebakaran dengan 40 mesin dikerahkan untuk mengatasi api besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
Dewan lokal, pemilik apartemen dan kontraktor bangunan tersebut menghadapi pertanyaan serius tentang bagaimana kebakaran tersebut berlangsung begitu cepat di sebuah menara seperti “jebakan maut”.
Para ahli mengatakan bahwa api menyebar dengan kecepatan yang tidak biasa dan menimbulkan kekhawatiran. Menara yang dibangun pada tahun 1974 itu, baru-baru ini menjalani perombakan besar.
Sejauh ini, belum ada pengumuman resmi tentang apa penyebab tersulutnya api di lantai tujuh.
Jumlah korban tewas sementara dari peristiwa kebakaran besar di Menara Grenfell, London, sebanyak 17 orang.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Polisi pada hari Kamis, 15 Juni 2017, mengatakan bahwa korban tewas kemungkinan akan meningkat.
Anjing pelacak dikirim ke menara yang terbakar untuk mencari mayat, sementara insinyur struktural bekerja untuk membuat bangunan itu aman bagi petugas pemadam kebakaran yang terus bekerja.
Menurut Komandan Met Stuart Cundy, operasi pencarian bisa memakan waktu berpekan-pekan.
Masih ada puluhan orang yang dinyatakan hilang, tapi polisi belum bisa memberikan angka yang pasti.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Gas yang pecah menjadi penghambat utama bagi usaha memadamkan api pada Kamis dini hari, tapi itu kemudian bisa diatasi.
Sembilan petugas pemadam kebakaran terluka dalam penyelamatan tersebut dan ada kekhawatiran akan kesehatan mental mereka.
“Saya lebih prihatin lagi tentang dampak mental pada banyak orang yang berada di sini. Orang-orang melihat dan mendengar sesuatu dalam skala yang belum pernah mereka lihat sebelumnya,” kata Komandan Api Dany Cotton. (RI-1/P1)
Sumber: Mail Online dan The Guardian
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)