NASIB SANDERA JEPANG LEWATI BATAS WAKTU ISIS

Warga Jepang Kenji Goto dan Haruna Yukawa yang disandera oleh ISIS Suriah. (Gambar: NY Daily News)
Warga Kenji Goto dan Haruna Yukawa yang disandera oleh Suriah. (Gambar: NY Daily News)

Tokyo, 3 Rabi’ul Akhir 1436/24 Januari 2015 (MINA) – Nasib dua warga Jepang yang diculik dan diancam akan dieksekusi oleh kelompok bersenjata Negara Islam atau ISIS di Suriah, telah melewati batas waktu yang telah ditetapkan.

Pada Selasa (20/1), ISIS merilis video yang mengancam akan membunuh dua orang – Kenji Goto dan Haruna Yukawa – kecuali Jepang membayar $ 200 juta dalam 72 jam setelah video liris.

Berdasarkan kerangka waktu, pemerintah Jepang memperkirakan, ultimatum berakhir pada 02:50 Jumat (23/1), waktu Tokyo, CNN melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Beberapa jam sebelum batas waktu yang ditentukan berakhir, seorang juru bicara ISIS mengatakan kepada pusat penyiaran publik Jepang, NHK, kelompok itu akan segera merilis sebuah pernyataan tentang . Namun pernyataan itu tidak kunjung muncul.

Ketika ditanya oleh NHK “apakah ISIS dalam negosiasi dengan pemerintah Jepang?”, juru bicara mengatakan ia tidak mau berkomentar.

ISIS mengklaim, jumlah tebusan sama dengan bantuan keuangan yang diberikan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke negara-negara yang terkena dampak dari kelompok militan.

Para pejabat Jepang telah berulang kali menekankan, militer mereka secara konstitusional dilarang mengambil tindakan selain untuk pertahanan diri, tidak terlibat dalam serangan udara internasional terhadap posisi ISIS di Suriah dan Irak.

Janji bantuan Abe adalah untuk tujuan kemanusiaan, seperti membantu pengungsi, bukan tujuan militer.

Dalam komunikasi dengan NHK, juru bicara ISIS mengatakan, kelompok mengerti apa yang dikatakan pemerintah Jepang.

Pemerintah Tokyo mengatakan, mereka melakukan yang terbaik untuk berkomunikasi dengan ISIS, tetapi tidak akan menyerah pada ancaman.

Sebelumnya ibu sandera Kenji Goto memohon kehidupan anaknya kepada ISIS.

“Kepada seluruh anggota ISIS, Kenji bukan musuh ISIS. Mohon dibebaskan,” kata sang ibu, Junko Ishido.

“Saya hanya menangis selama tiga hari terakhir, penuh dengan kesedihan. Kenji selalu menjadi orang yang baik sejak dia masih kecil. Dia selalu berkata ‘Saya ingin menyelamatkan nyawa anak-anak di zona perang’,” ujarnya.

NHK Jepang juga telah melaporkan, mengutip sumber-sumber pemerintah yang tak diketahui, istri Goto mendapat kiriman email pada Desember dari seseorang yang menuntut uang dari $ 8 juta menjadi $ 16 juta untuk pembebasan suaminya.

Pemerintah berusaha untuk mengkonfirmasi, apakah email itu datang dari ISIS. Jika benar, disimpulkan kelompok militan bersedia menerima uang tebusan lebih kecil dari $ 200 juta yang telah diminta secara publik. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0