Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri pendudukan Israel, Benyamin Netanyahu mengakui “ketidaksepakatan” antara pendudukan Israel dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengenai apa yang terjadi jika Hamas diusir dari Gaza. Demikian dikutip dari Memo, Rabu (13/12).
Netanyahu menegaskan kembali bahwa Tel Aviv, di bawah kepemimpinannya, tidak akan “mengulangi kesalahan Oslo”, dan akan berupaya mencegah pihak Palestina ‘mengambil alih’ pemerintahan Jalur Gaza, dengan mengklaim bahwa Jalur Gaza tidak akan berubah menjadi “Hamastan atau Fatahistan” setelah pengorbanan besar yang dilakukan oleh warga negara dan tentara pendudukan Israel.
Netanyahu juga menekankan bahwa pendudukan tidak akan mengizinkan “mereka yang mengajarkan ‘terorisme’, mendukung ‘terorisme’, dan mendanai ‘terorisme’ dibawa ke Gaza,” mengacu pada Otoritas Palestina (PA) yang dikelola Fatah.
“Ya, ada perbedaan pendapat dengan Washington tentang ‘sehari setelah Hamas,’ dan saya berharap kita akan mencapai pemahaman mengenai masalah ini,” kata Netanyahu.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Hal ini terungkap dalam video yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu, di mana ia menghargai dukungan AS terhadap pendudukan Israel untuk “menghancurkan Hamas dan mengembalikan sandera Israel” yang ditahan di Jalur Gaza.
“Setelah pembicaraan intensif dengan Presiden Biden dan para pejabat (pendudukan), kami memperoleh dukungan penuh untuk invasi darat dan mengurangi tekanan internasional untuk mengakhiri perang,” tambahnya.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dijadwalkan mengunjungi pendudukan Israel besok untuk membahas “jadwal untuk mengakhiri perang” di Gaza.
“Kami tidak mengetahui kemungkinan terjadinya gencatan senjata di Gaza saat ini, namun kami berupaya sekuat tenaga untuk mencapainya,” kata Sullivan, menurut Reuters.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal
Dia juga menegaskan bahwa dia akan berdiskusi dengan Netanyahu tentang peran tentara pendudukan Israel di Gaza “sehari setelah” perang tersebut. (T/B03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia