Jakarta, MINA – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengajak masyarakat untuk membangun karakter baik dalam diri. Menurutnya, karakter baik membutuhkan proses yang panjang tidak hanya sehari atau dua hari.
“Sifat atau karakter baik tidak akan tumbuh seketika, dibutuhkan latihan yang panjang, untuk menjaga integritas, suatu pola yang harus dibangun,” ujar Novel saat menjadi pembicara pada acara bedah novel ‘Teror Mata Abdi Astina’ karya Agus Dwi Prasetyo di Menteng, Jakarta, Sabtu (26/1).
Novel mengatakan, setiap penyimpangan selalu ada sifat adiktif (candu) di dalamnya. Apabila sudah berapa kali melakukan suatu kebohongan maka akan terus melakukanya. Hidup akan menyesuaikan kerakter seseorang, jika sudah berada di jalan yang tidak benar maka untuk kembali lagi akan sulit lagi.
“Dan kebenaran itu tidak bisa ditukarkan dengan suatu apapun sekali pun dibayar dengan nyawa. Kita akan menjaga dan mawas diri, itu bukan proses yang cukup sehari dua hari harus dijaga, tapi harus terus dipupuk, maka kita akan menjadi orang yang selamat,” ujarnya.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Menurutnya, banyak orang yang menjual integritas untuk kesenangan sesaat. Sikap itu menjadikan perilaku orang tersebut rusak.
“Ketika kita menjaga konsistensi dalam melakukan kebaikan, maka akan meningkatkan kebaikan untuk diri kita sendiri,” katanya.
Novel kemudian mencontohkan salah satu perilaku rusak yaitu tindak pidana korupsi (Tipikor). Menurutnya, praktik korupsi saat ini banyak melibatkan mafia jauh lebih sistematis. Novel mengaku tak jarang mendapat informasi yang menunjukan hampir semua pihak tidak bisa menghentikan mafia itu. (L/Awj/Ais/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Mina Indonesia
Mina Arabic
Mina Sport
Mina Preneur