Jakarta, MINA – Organisasi Nahdlatul Ulama siap menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Mataram, NTB, 23-25 November 2017.
Ketua MUNAS dan Konbes Robikin Emhas menyebut dua perhelatan akbar ini sebagai dua acara berbeda. Namun keduanya kerap dilangsungkan bersamaan.
“Jika kepesertaan Munas Alim Ulama secara terbuka mengundang dan melibatkan para alim ulama, pengasuh pondok pesantren, dan pakar ulama, maka kepesertaan dalam Konbes bersifat lebih tertutup,” kata Robikin dalam jumpa pers dengan media di Jakarta, Senin (20/11).
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Munas Alim Ulama membicarakan hal-hal yang menyangkut agama dan bangsa saat ini, mulai dari masalah keagamaan aktual, keagamaan tematik, dan keagamaan yang berkaitan dengan perundang-undangan.
“Jadi ada 18 masalah yang dibahas dalam waktu tiga hari, NU bisa itu, yang lain ndak bisa,” kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dalam pertemuan yang sama.
Mengenai isu keagamaan aktual, Munas akan fokus pada beberapa isu seperti frekuensi publik yang seharusnya gratis dan tidak dimanfaatkan kelompok tertentu, investasi dana haji, izin usaha berpotensi mafsadah, melontar jumrah pada hari tasyriq sebelum fajar, dan status anak yang lahir di luar perkawinan.
Menurut Said, biasanya para ulama akan berdebat secara sengit mengenai isu-isu yang dibahas, karena banyak perbedaan pendapat.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
“Tapi biasanya sesudah acara selesai sudah dingin lagi, karena energinya sudah habis saat debat,” katanya sambil tertawa.
Robikin menyebutkan, setidaknya 1.570 ulama dan pakar keilmuan akan hadir pada munas tersebut dan sekitar 15 ribu masyarakat juga akan memeriahkan kegiatan lain yang ada selain dua acara akbar tersebut.
Rencananya, Presiden Joko Widodo akan membuka perhelatan yang berlangsung di Masjid Raya Hubbul Wathon Islamic Center kota Mataram dan akan ditutup oleh Wapres Jusuf Kalla tiga hari kemudian.(L/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren