Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor dan Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)
Orang kafir adalah mereka yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang kafir dalam berbicara dan memutuskan suatu perkara tidak menurut apa yang Allah tentukan di dalam Al-Quran.
Allah menyebutkan di dalam ayat:
وَمَن لَّمۡ يَحۡكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡكَـٰفِرُونَ
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Artinya: “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Q.S. Al-Maidah: 44).
Orang kafir adalah mereka yang menyembah selain Allah, seperti Allah sebutkan di dalam ayat:
وَقَالَ إِنَّمَا ٱتَّخَذۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ أَوۡثَـٰنً۬ا مَّوَدَّةَ بَيۡنِكُمۡ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ ثُمَّ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ يَكۡفُرُ بَعۡضُڪُم بِبَعۡضٍ۬ وَيَلۡعَنُ بَعۡضُڪُم بَعۡضً۬ا وَمَأۡوَٮٰكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَڪُم مِّن نَّـٰصِرِينَ (٢٥)
Artinya: “Dan berkata Ibrahim: “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian [yang lain] dan sebahagian kamu mela’nati sebahagian [yang lain]; dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolongpun”. (Q.S. Al-Ankabut [29]: 25).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
Karena mereka orang kafir itu secara aqidah tidak mengakui Allah sebagai Tuhan-nya atau dengan kata lain tidak menyatakan “Laa Ilaaha illallah”, maka Allah sendiri yang menentukan hukumannya. Yakni, bagi orang kafir akan mendapatkan azab yang keras.
Allah menyatakan di dalam ayat:
فَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَأُعَذِّبُهُمۡ عَذَابً۬ا شَدِيدً۬ا فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّـٰصِرِينَ (٥٦)
Artinya: “Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong”. (Q.S. Ali Imran [3]: 56).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Hendak Memadamkan Cahaya Allah
Salah satu sifat orang kafir yang jelas permusuhannya terhadap orang beriman adalah mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan perkataan dan perbuatan mereka.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
يُرِيدُونَ لِيُطۡفِـُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٲهِهِمۡ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوۡ ڪَرِهَ ٱلۡكَـٰفِرُونَ
Artinya : “Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (Q.S. Ash-Shaff [61] : 8).
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Pada Tafsir Departemen Agama RI disebutkan, bahwa pada ayat ini diterangkan alasan-alasan orang-orang kafir yang demikian itu. Mereka bermaksud dengan perbuatan dosa dan ucapan mengada-ada untuk memadamkan cahaya agama Islam yang menerangi manusia yang sedang berada dalam kegelapan.
Perbuatan mereka itu tak ubahnya seperti orang yang ingin memadamkan cahaya matahari yang menyilaukan pemandangan dengan hembusan mulutnya yang tidak berarti itu.
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah akan tetap memancarkan cahaya agama-Nya ke seluruh penjuru dunia dengan menolong Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan orang-orang yang beriman walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya.
Dalam kalimat “…..dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci”.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Senada dengan ayat tersebut, pada ayat lain disebutkan :
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya : “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (Q.S. At-Taubah [9] : 32).
Imam Ash-Shabuni dalam tafsirnya Shafwatut Tafaasiir menjelaskan bahwa mereka, yakni orang-orang kafir dari kalangan orang-orang musyrik dan ahli kitab, menginginkan untuk memadamkan cahaya Islam dan syari’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dengan mulut-mulut mereka yang hina.
Dengan sekadar perdebatan yang mereka buat dan perkara-perkara yang mereka buat-buat. Padahal Islam adalah cahaya yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang Dia ciptakan untuk makhluk-Nya sebagai cahaya penerang.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Perumpamaan mereka bagaikan orang yang ingin memadamkan cahaya bulan dan matahari dengan tiupan mulut mereka. Tentu tidak akan kesampaian.
Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al Jaami’ li Ahkamil Quran mengatakan bahwa yang dimaksud cahaya Allah yang hendak ditutup oleh mulut-mulut orang kafir itu dalam ayat adalah berbagai bukti nyata serta argumentasi yang menunjukkan ketauhidan. Sedangkan Allah tidak menghendaki segala sesuatu kecuali hanya menyempurnakan agama-Nya saja.
Penutup
Orang kafir yang telah jelas kekafirannya dan tetap dalam kekafirannya, maka membungkam kebencian mulut mereka juga tidak akan meredam apa yang ada di hati mereka. Oleh karena itu, Allah mengajarkan orang-orang beriman agar tidak menjadikan orang-orang kafir sebagai teman kepercayaan, karena mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagi orang beriman.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Seperti di dalam firman-Nya disebutkan:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً۬ مِّن دُونِكُمۡ لَا يَأۡلُونَكُمۡ خَبَالاً۬ وَدُّواْ مَا عَنِتُّمۡ قَدۡ بَدَتِ ٱلۡبَغۡضَآءُ مِنۡ أَفۡوَٲهِهِمۡ وَمَا تُخۡفِى صُدُورُهُمۡ أَكۡبَرُۚ قَدۡ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلۡأَيَـٰتِۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡقِلُونَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu [karena] mereka tidak henti-hentinya [menimbulkan] kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat [Kami], jika kamu memahaminya”. (Q.S. Ali Imran [3] : 118).
Tentu menjadi pekerjaan penting dan besar bagi kaum Muslimin untuk menjaga harkat dan martabat Islam dan Kaum Muslimin dari kejahatan mulut dan perbuatan orang kafir yang bermaksud memusuhi dan menistakan ajaran Allah. (P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang