PALESTINA INGATKAN RENCANA ISRAEL AMBIL ALIH GERBANG AL-AQSHA

Masjid Al Aqsa

Masjid Al Aqsa
Kawasan Masjidil Aqsha di Palestina (Foto: lostislamichistory)

Al-Quds, 13 Dzulhijjah 1435 H/7 Oktober 2014 M (MINA) – Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas memperingatkan dampak dari pernyataan yang dibuat Menteri Pariwisata Israel terkait rencana untuk mengalokasikan gerbang Al-Qataneen khusus bagi pemukim ekstrimis Yahudi yang ingin memasuki kompleks .

Menurutnya, langkah sepihak dari entitas Zionis itu dapat merusak rencana perdamaian Palestina-Israel.

“Tempat-tempat suci di Kota Al-Quds adalah ‘garis merah’ yang tidak dapat berpindah tangan,” kata Abbas sebagaimana Kantor Berita Palestina Wafa dan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan, Selasa.

Sebelumnya, pihak Israel sudah mengontrol penuh gerbang Al-Magharibah, barat Al-Aqsha, dan hanya mengizinkan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi yang dapat masuk ke Masjid Al-Aqsha melalui pintu tersebut.

Otoritas pendudukan Israel juga telah mengindikasikan kebijakan untuk segera membangun permukiman ilegal Yahudi dan mempermudah akses masuk ke Masjid al-Aqsha melalui dua gerbang yang sudah ada.

Beberapa waktu lalu, Juru bicara Uni Eropa (UE), John Gatt-Rutter telah meminta Israel untuk segera menghentikan setiap tindakan yang mengarah kepada perluasan permukiman ilegal di Al-Quds Timur itu.

“Ini merupakan langkah lebih lanjut dari Israel yang sangat merugikan, tindakan seperti ini dapat merongrong prospek untuk solusi dua negara dan menimbulkan berbagai pertanyaan, adakah komitmen Israel untuk penyelesaian damai dengan Palestina?,” kata John.

Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok ekstremis Yahudi sering disertai dengan pasukan keamanan Israel berulang kali memaksa masuk kompleks Masjid Al-Aqsha.

Israel menduduki Al-Quds Timur dan Tepi Barat sejak 1967 pada saat Perang Timur Tengah. Kemudian menganeksasi Kota Al-Quds pada 1980, mengklaim sepihak sebagai ibukota negara Yahudi, merupakan sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat Internasional.

Pada September 2000, kunjungan ke kompleks Kota Al-Quds, termasuk Masjid Al-Aqsha, oleh politisi Israel, Ariel Sharon memicu perlawanan rakyat Palestina menghadapi pendudukan Israel yang menewaskan ribuan warga Palestina, peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Intifadhah Kedua atau Intifadhah Al-Aqsha.

Bagi umat Islam, Al-Aqsha merupakan situs paling suci ketiga di dunia juga kiblat pertama bagi mereka. Yahudi menyebutnya sebagai Temple Mount , mengklaim sebagai sinagog Yahudi terkemuka di zaman kuno.(T/P011/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0