Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pangdam II Sriwijaya: Tidak Boleh Ada Komunis di Indonesia

Nur Hadis - Kamis, 15 September 2016 - 02:03 WIB

Kamis, 15 September 2016 - 02:03 WIB

551 Views

Palembang, 12 Dzulhijjah 1437/14 September 2016 (MINA) – Tidak boleh ada faham komunis di Indonesia, demikian ditegaskan Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Sudirman, SH, MM saat ditemui Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Paham Komunis tidak boleh ada, bahwa sekarang ada riak-riak ditemukan ada anak kecil pakai atribut PKI, mereka belum paham sebenarnya, tapi tetap kita ambil tindakan, tidak boleh ada komunis di Indonesia,” tegasnya usai menerima audiensi dari Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (SQABM) di Markaz Kodam II Sriwijaya, Palembang, Rabu (14/9).

Terkait antisipasi yang dilakukan TNI mencegah bahaya laten komunis, Sudirman mengatakan sudah mempunyai data lengkap terkait pergerakan komunis di Indonesia.

“Kita ada data, dari Babinsa, Danramil, Kodim selalu memonitor wilayahnya, kalau ada sesuatu segera lapor, yang berkaitan dengan PKI kita monitor dan pasti kita akan bertindak kalau ada upaya PKI untuk bangun lagi,” katanya.

Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan

Lebih lanjut, Sudirman mengapresiasi rencana SQABM akan mengadakan Kuliah Umum dengan tema “Mewaspadai Bahaya Laten Komunisme dan Sikap Kaum Muslimin Menurut Tinjauan Al-Qur’an Dalam Perspektif Kesatuan Umat”.

Sementara Wakil Ketua II SQABM, Ir.Heri Budianto kepada MINA mengatakan, pemilihan tema komunis terkait perhatian ulama terhadap bahaya laten komunis.

“Ini memang agenda rutin SQABM untuk mengadakan Kuliah Umum, untuk tahun ini kami pilih tema ‘bahaya komunisme’, sebab perhatian pembina kami dan ulama-ulama terhadap komunisme yang mulai bergeliat lagi di Indonesia. Sebenarnya dahulu tahun 1957 pada Muktamar Ulama se-Indonesia di Pelambang juga membahas masalah komunisme ini dan menghasilkan enam poin keputusan,” ujarnya.

Lebih lanjut menurutnya, anak-anak sekarang tidak mengetahui sejarah sebenarnya yang kini mulai diputarbalikkan oleh gerakan komunis sendiri.

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

“Kita ingin masyarakat mengetahui fakta sebenarnya terkait komunisme ini, sebab anak-anak zaman sekarang ini tidak mengetahui sejarah sebenarnya. Sementara ada upaya dari gerakan komunisme ini untuk memutarbalikkan fakta,” ujarnya. (L/K08/P001).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Kolom
Kolom