Bangui, 20 Sya’ban 1438/17 Mei 2017 (MINA) – PBB mengumumkan hari Selasa (16/5) bahwa sebanyak 100 orang tewas di Republik Afrika Tengah (CAR) dalam pertempuran milisi pekan lalu.
Pertempuran yang PBB sebut “peringatan berat” itu berpotensi akan menyebar karena dorongan persaingan etnis dan agama.
Di antara korban adalah enam penjaga perdamaian PBB, sehingga menjadi bulan paling mematikan bagi misi PBB MINUSCA sejak dimulai pada tahun 2014. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Kekerasan tersebut merupakan eskalasi baru dalam sebuah konflik yang dimulai tahun 2013, ketika kebanyakan milisi Muslim Seleka merebut kekuasaan dan menggulingkan Presiden Francois Bozize, yang memicu pembunuhan balasan dari milisi anti-Balaka yang Kristen.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB mengatakan, bentrokan meningkat hari Senin di kota Bria, sekitar 300km dari kota perbatasan tenggara Bangassou, memaksa sekitar 1.000 warga sipil mencari perlindungan di dekat markas PBB.
Frederic Lai Manantsoa, Kepala Misi Dokter Lintas Batas (MSF) di ibukota Bangui mengatakan, rumah sakit yang dikelola MSF di Bria menerima 24 orang yang terluka pada awal hari Selasa saat pertempuran berlanjut.
Jumlah korban luka sulit dikonfirmasi karena kekerasan dan keterpencilan lokasi tempat berlangsungnya pertempuran.
Sementara itu, misi pemelihara perdamaian PBB mengatakan, situasi di kota perbatasan Bangassou “terkendali”, setelah terjadi sebuah serangan oleh milisi Kristen pada akhir pekan yang menewaskan hampir 30 orang dan memaksa ribuan orang lainnya melarikan diri.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Dujarric mengatakan, hingga 8.500 orang mengungsi dalam pertempuran tersebut. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia