PBB: 75.000 Warga Palestina di Gaza Kehilangan Rumah Mereka

Bethlehem, 5 Rajab 1437/12 April, 2016 (MINA) – Sebuah survei PBB telah menemukan bahwa 75.000 warga kehilangan rumah hampir dua tahun setelah serangan yang menghancurkan Jalur Gaza yang diblokade.

Menurut pernyataan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Robert Piper telah mendapat temuan dalam survei yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza, Senin (11/4), menerbitkan kondisi keluarga pengungsi, memperingatkan bahwa banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggal.

“Setelah mendengar lebih dari 16.000 keluarga pengungsi di Jalur Gaza, jelas bahwa kebanyakan warga  hidup dalam kondisi putus asa,” kata Piper.

Menurutnya untuk mengakhiri penderitaan warga Palestina saat ini dukungan internasional sangat dibutuhkan. “Dukungan internasional untuk mengakhiri situasi ini sangat dibutuhkan,” tegasnya.

Survei menemukan bahwa lebih dari 80 persen keluarga telah meminjam uang pada tahun lalu untuk bertahan hidup, dengan 85 persen membeli makanan secara kredit, dan sebanyak 40 persen mengurangi konsumsi makanan mereka.

“Pendanaan yang dibutuhkan lebih dari sebelumnya Kami menghadapi kesenjangan pendanaan untuk merekonstruksi sejumlah 6.600 rumah, atau sekitar 37 persen dari beban kasus keseluruhan Tanpa dukungan ini, ribuan orang Palestina akan melihat ada akhir untuk perpindahan mereka…” ujarnya.

Menurut temuan OCHA, sekitar 63 persen dari warga Palestina pengungsi yang menyewa ruang hidup, tapi hampir 50 persen takut diusir, dalam situasi seperti ini bagi perempuan dan anak perempuan butuh “perhatian khusus.”

“Banyak keluarga melaporkan hidup dikondisi penampungan yang kurang dalam keamanan, martabat dan privasi, rumah hancur, termasuk tinggal di kamp dengan udara terbuka,” imbuhnya.

Dia menjelaskan bahwa bantuan PBB harus berjalan seiring dengan perubahan signifikan kebijakan, termasuk mengakhiri dekade blokade militer Israel yang panjang di Gaza, serta rekonsiliasi antara faksi-faksi Palestina yang berseteru Fatah dan Hamas.

“Tanpa tindakan tersebut, mengatasi kapasitas rumah tangga dari kelelahan dan rentan beresiko habis sama sekali,” tambahnya.

Jalur Gaza telah melihat tiga perang dengan Israel sejak tahun 2008, di mana pada agresi Israel 2014 telah mengakibatkan hancurnya 12.600 rumah, dan meninggalkan 6.500 lain rusak parah dan 150.000 unit rumah tidak layak huni.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah memainkan peran utama dalam membangun kembali rumah yang hancur di daerah kantong pesisir yang terkepung, namun dari 720 juta Dolar AS diperlukan untuk program hunian darurat, negara-negara donor telah berjanji hanya  247 juta Dolar AS.

PBB memperingatkan pada September tahun lalu bahwa kecenderungan ini adalah terus berubah di Gaza, untuk wilayah yang akan dihuni pada tahun 2020.(T/hna/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.