Jakarta, MINA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan Delegasi dari Sekolah Tinggi Pertahanan Kerajaan Inggris atau Royal College of Defense Studies for Global Strategy Program di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (20/5).
Kunjungan diterima Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf didampingi Wakil Ketua Umum PBNU H Amin Said Husni, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Sidrotun Naim, Wasekjen Mas’ud Saleh, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharuddin, dan Kepala Satuan Koordinasi Nasional Barisan Ansor Serbaguna (Kasatkornas Banser) Hasan Basri Sagala.
Ketum PBNU Gus Yahya mengatakan, kunjungan ini sebagai peluang mengembangkan jejaring strategis antara Indonesia dan berbagai negara.
“Indonesia mempunyai kepentingan untuk menjalin kerja sama dengan semua negara Anda dan mengelola dinamika global, kita lihat menjadi semakin sulit untuk dikelola,” ujar Gus Yahya.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Kunjungan Delegasi Royal College of Defense Studies ke PBNU tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, namun juga membuka peluang kerja sama menghadapi tantangan global. diharapkan menjadi upaya mencapai stabilitas, keamanan, dan kemakmuran di tingkat internasional.
“Indonesia mempunyai kepentingan untuk menjalin kerja sama dengan semua negara, dan mengelola dinamika global semakin sulit untuk dikelola,” tegas Gus Yahya.
Deputy Commandant Royal College of Defense Studies United Kingdom Steve Dainton mengapresiasi sambutan terutama pasukan Banser menyambut para delegasi tepat sejak memasuki gerbang Gedung PBNU.
“Kunjungan ini bagian dari study tour yang berlangsung selama dua setengah pekan. Sebelumnya mereka berkunjung ke India, Thailand, dan diakhiri di Indonesia.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
“Saya menyelesaikan tur kami di Indonesia, penyambutan kedatangan paling berkesan pernah kami alami bersama Banser,” ungkap Dainton dalam sambutannya.
Tujuan lawatan ini, kata Dainton, adalah memahami lebih baik ancaman yang dihadapi komunitas global melalui pertukaran pikiran dan ide antara kelompok-kelompok militer senior, anggota pemerintah, industri, maupun sektor amal.
Royal College of Defence Studies (RCDS) adalah pendidikan setara dengan pendidikan Lemhannas di Indonesia. Pendidikan ini diikuti siswa-siswa dari beragam institusi militer dan non-militer.
Sejak mengirimkan siswanya pertama kali pada tahun 1984, Indonesia telah memiliki 24 orang lulusan RCDS. Salah satunya adalah Jenderal TNI Endriartono Sutarto yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI.
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta
Keunikan dari lembaga pendidikan RCDS ini adalah dari 115 total peserta didiknya, 74 orang (64,3 persen) di antaranya adalah siswa mancanegara mewakili lebih dari 50 negara di dunia, jumlah ini melebihi jumlah peserta didik dari Inggris sendiri. Setiap tahun Indonesia mengirimkan satu orang perwira TNI mengikuti pendidikan ini diwakilkan matra Angkatan Darat, Laut, dan Udara secara bergantian. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru