Jakarta, MINA – Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan, dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) kemarin, Selasa (29/8), pemerintah membentuk tim kecil untuk mengkaji kasus penipuan jamaah umrah oleh First Travel.
“Dalam rapat kemarin kita bentuk tim kecil untuk mengkaji lebih jauh mengenai First Travel itu,” ujar Wiranto kepada wartawan usai menghadiri sebuah Simposium Nasional di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Rabu (30/8).
Wiranto mengungkapkan, tim kecil itu nantinya akan mengkaji mengenai jumlah kekayaan First Travel, jumlah nasabah, hingga langkah-langkah apa yang sudah First Travel lakukan dan apa yang belum dilakukan.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
“Nggak sembarang, jadi harus lengkap dulu baru ada tindakan dari kepolisian,” katanya.
Wiranto menegaskan, untuk jamaah umrah gagal berangkat yang disinyalir menyentuh kerugian hingga mencapai angka lebih dari Rp800 miliar, maka yang bertanggung jawab adalah pihak-pihak yang telah melakukan aksi penipuan ini.
“Sedang kita dalami berapa aset kekayaan First travel. Uang itu nggak mungkin menguap. Uang tiba-tiba ilang menguap nggak ada itu. Ini pindah tempat, kita cari uang itu untuk mengganti uang nasabah. Jadi apa aja tetap ada harganya,” tegasnya.
Sementara itu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyerahkan data pelacakan duit calon jemaah umrah First Travel ke Bareskrim Polri. Dari hasil penelusuran PPATK, diketahui uang calon jemaah umrah First Travel ada yang digunakan untuk perjalanan umrah tapi ada juga yang diduga diselewengkan.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Dalam kasus ini, penyidik Bareskrim menetapkan tiga orang tersangka kasus dugaan penipuan perjalanan umrah First Travel. Ketiganya yakni Andika Surachman dan istrinya, Anniesa Hasibuan, Siti Nuraida alias Kiki Hasibuan.
Tindak pidana yang disangkakan kepada bos First Travel ini merugikan puluhan ribu orang. Total jemaah promo yang mendaftar ke First Travel sepanjang Desember 2016 hingga Mei 2017 mencapai 72.682 orang. Sebanyak 14 ribu orang sudah diberangkatkan.
Sedangkan kerugian jemaah dihitung dari paket promo yang dibayarkan, yakni paket Rp 14,3 juta, dikalikan 58.682 orang yang belum berangkat, sehingga total menjadi Rp 839 miliar. (L/R06/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda