Biro-biro Perjalanan Haji dan Umroh Perlu Dievaluasi

Jakarta, MINA – Berkaca dari kasus First Travel dengan korban jemaah umroh mencapai puluhan ribu orang, maka biro-biro perjalanan haji dan umroh perlu dievaluasi. Demikian disampaikan anggota DPR Sungkono menanggapi kasus First Travel.

“ Mereka umumnya hanya memanfaatkan situasi. Justru iming-iming besar itu lebih membahayakan. Biro-biro perjalanan yang memberi janji-janji lebih justru perlu diwaspadai,” ujar Sungkono di Jakarta, Rabu (30/8).

Dikutip dari rilis DPR RI, ia menyebutkan, masyarakat di Indonesia ini banyak peluang untuk berbuat kecurangan seperti itu. Model perusahaan umroh dan haji semacam multi level marketing (MLM) banyak dijumpai, Karena itu dia berharap masyarakat harus lebih berhati-hati.

Menurut Sungkono, kemasannya bisa saja berorientasi misi keagamaan seperti umroh tapi pengalaman di Indonesia seperti MLM dan bentuk lain yang merugikan masayarakat. Ini terjadi karena ketidaktahuan masyarakat dan mereka tergoda dengan rayuan, serta janji-janji yang lebih murah.

Baca Juga:  Pendaftaran Siswa Baru Atlet Muda 2024 Kemenpora Tutup 22 Mei

“Masyarakat pasti mudah tertarik dan senang apalagi karena persoalan haji yang daftar tunggunya lama. Kondisi dan situasi inilah yang dimanfaatkan oleh orang-orang seperti itu,” kata Sungkono.

Pihaknya mengakui belum tahu proses hukum yang akan dijatuhkan kepada FT ini, namun berharap masyarakat hati-hati, kasus ini sebagai pengalaman dan informasi yang bisa diambil hikmahnya.

“Jangan mudah mendengar atau mempercayai promo-promo yang tidak masuk akal,” tuturnya.

Kepada pemerintah, dia mengharapkan selain mempersiapkan regulasi juga pelaksanaan pengawasan harus lebih ketat.

“Pengawasan dan evaluasi kepada biro-biro perjalanan harus lebih ketat, bila kajian menemukan hal yang berpotensi merugikan masyarakat harus ditindak tegas,” ujarnya. (R/R05/Rs1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Fauziah Al Hakim

Editor: illa