Kolombo, MINA – Sri Lanka telah mengusir lebih dari 600 warga negara asing, termasuk sekitar 200 ulama Islam, sejak bom bunuh diri Paskah yang dituduhkan kepada kelompok jihad lokal, kata seorang menteri kepada AFP, Ahad (5/5).
Menteri Dalam Negeri Vajira Abeywardena mengatakan, para ulama telah memasuki negara itu secara legal, demikian The New Arab melaporkan yang diterima MINA.
Ia menjelaskan, tetapi di tengah tindakan keras keamanan setelah serangan itu, ternyata visa mereka hanya diperpanjang, dengan sarat dikenakan denda dan akibatnya mereka diusir dari pulau itu.
“Mempertimbangkan situasi saat itu di negara ini, kami telah meninjau sistem visa dan mengambil keputusan untuk memperketat pembatasan visa bagi para guru agama,” tegasnya.
“Dari mereka yang dikirim, sekitar 200 adalah pengkhotbah Islam,” tambahnya.
Pemboman Ahad Paskah yang menewaskan 257 orang dan melukai hampir 500 orang dipimpin oleh seorang ulama setempat yang diketahui telah melakukan perjalanan ke negara tetangga India dan mengadakan kontak dengan para jihadis di sana.
Ia menegaskan, pemerintah sedang merombak kebijakan visa negara itu menyusul kekhawatiran bahwa ulama asing dapat meradikalisasi penduduk setempat untuk mengulangi pemboman bunuh diri 21 April, yang menargetkan tiga gereja Kristen dan tiga hotel mewah. (T/Gun/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)