Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilu Israel: Gideon Sa’ar Siap Berbagi Kekuasaan dengan Lapid atau Bennett

Rudi Hendrik - Selasa, 23 Maret 2021 - 10:58 WIB

Selasa, 23 Maret 2021 - 10:58 WIB

9 Views

Yerusalem, MINA – Setelah berlangsungnya pemilihan umum di Israel, Ketua Partai New Hope Gideon Sa’ar menyatakan menolak mengesampingkan kemungkinan bergabung dengan pemerintah yang dipimpin oleh pemimpin oposisi Yair Lapid.

Ia tetap membuka pintu bagi koalisi untuk menggantikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mencakup partai-partai sayap kanan, sentris dan sayap kiri.

Pernyataan Sa’ar muncul pada Senin (22/3) setelah pemimpin Yamina, Naftali Bennett, penantang sayap kanan Netanyahu lainnya, berjanji untuk tidak duduk di pemerintahan yang dipimpin oleh Lapid, yang mengepalai partai sentris Yesh Atid.

“Saya tidak membatasi pilihan saya,” kata Sa’ar kepada berita Channel 12, ketika ditanya apakah dia bersedia menandatangani kesepakatan pembagian kekuasaan dengan Lapid atau Bennett, Time of Israel melaporkan.

Baca Juga: Nakes RSI di Gaza Tetap Bertahan di Tengah Pengepungan Israel

Sa’ar mengatakan, Bennett melakukan kesalahan dengan mengklarifikasi bahwa dia “ada di saku Netanyahu”.

“Tapi itu hak Naftali Bennett untuk membuat kesalahan,” katanya.

Partai Likud Netanyahu mencoba bersaing dengan rival sayap kanan perdana menteri setelah Sa’ar berkomentar di Channel 12.

Netanyahu juga ditanyai dalam sebuah wawancara tentang janji Bennett untuk tidak duduk di pemerintahan yang dipimpin Lapid.

Baca Juga: Israel Ancam Serang Ambulans Lebanon, Pakai Cara Sama di Gaza

“Bennett tidak mengatakan apa yang saya minta untuk dia katakan: Anda tidak akan bergabung dengan pemerintah bersama Lapid, artinya Lapid tidak akan menjadi bagian dari pemerintah ini,” kata Netanyahu kepada Radio Angkatan Darat.

Kandidat Partai Yamina No. 2 Ayelet Shaked membenarkan bahwa partai tersebut tidak memiliki masalah dalam bermitra dengan Lapid, tetapi menentangnya menjadi perdana menteri.

“Kanan memiliki 80 kursi, tidak ada alasan untuk menyerahkan kekuasaan ke kiri,” katanya dalam wawancara dengan Radio 103FM.

Sumpah Bennett untuk tidak duduk di bawah Lapid muncul setelah jajak pendapat terakhir yang diterbitkan sebelum pemilihan umum menunjukkan Likud mendapatkan momentum, sementara Yamina dan New Hope tampaknya kehilangan dukungan. Jajak pendapat menunjukkan Yesh Atid sentris sebagai partai terbesar kedua setelah Likud.

Baca Juga: Setahun Serangan di Gaza Justru Memiskinkan Israel

Bennett sebelumnya adalah bagian dari blok partai sayap kanan dan agama Netanyahu. Sejak ditinggalkan dari pemerintahan yang dibentuk Netanyahu tahun lalu dengan partai Blue and White, Bennett telah menjadi kritikus vokal penanganan pandemi COVID-19 oleh perdana menteri, tetapi – tidak seperti saingan perdana menteri lainnya – tidak menutup kemungkinan bergabung dengan sebuah Pemerintahan yang dipimpin Likud setelah pemilu. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel kembali Larang Warga Palestina Shalat Jumat di Masjid Ibrahimi

Rekomendasi untuk Anda