Penangkapan Pemimpin Oposisi Sudan Kian Memperumit Situasi

Khartoum, MINA – Pasukan keamanan Sudan telah menangkap dua pemimpin oposisi tak lama setelah mereka bertemu dengan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dalam pembicaraan rekonsiliasi di ibu kota Sudan, Khartoum.

Eric Reeves, peneliti Sudan di Universitas Harvard, mengatakan kepada Al Jazeera, penangkapan terbaru ini akan semakin memperumit situasi.

“Dewan Militer Transisi tidak benar-benar serius bernegosiasi dengan warga sipil. Ini menjadi lebih mencolok di mata oposisi dan tentu saja melumpuhkan segala upaya untuk bergerak maju dalam negosiasi,” kata Reeves.

“Dewan Militer Transisi, bagaimanapun, mencapai satu hal dan itu adalah menciptakan perpecahan dalam oposisi sipil antara mereka yang tidak akan bernegosiasi dengan Dewan Militer Transisi dalam kondisi apa pun dan mereka yang akan terlibat dengan TMC tetapi dengan persyaratan. Ini situasi yang sangat membingungkan, yang sangat memecah belah,” tandas Reeves.

Pemimpin aksi protes Mohamed Esmat dan Ismail Jalab ditangkap tak lama setelah bertemu dengan Abiy. Demikian Al Jazeera melaporkan yang dikutip MINA, Ahad.

Abiy, yang telah muncul sebagai pemimpin regional utama, bertemu dengan perwakilan kedua belah pihak pada Jumat (7/6) dalam upaya untuk menghidupkan kembali pembicaraan antara para jenderal yang berkuasa di Sudan dan para pemimpin protes setelah militer melancarkan penumpasan brutal terhadap para demonstran yang menewaskan puluhan orang pekan ini.

Di antara delegasi gerakan protes yang ia temui adalah politisi oposisi Mohamed Esmat dan seorang pemimpin Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara (SPLM-N), Ismail Jalab.

Esmat ditangkap pada Jumat segera setelah pertemuannya dengan Abiy, sementara Jalab ditangkap di kediamannya Sabtu (8/6) pagi, kata ajudan mereka kepada kantor berita AFP.

“Sekelompok pria bersenjata datang dengan kendaraan pada pukul 03.00 pagi (1:00 GMT) dan membawa Ismail Jalab … tanpa memberikan alasan apa pun,” kata ajudan Jalab, Rashid Anwar, seraya menambahkan juru bicara SPLM-N Mubarak Ardol juga ditahan.

“Kami tidak tahu di mana mereka ditahan,” tambahnya.

Esmat dan Jalab sama-sama anggota terkemuka aliansi Kebebasan dan Perubahan, yang menyatukan partai-partai dan kelompok-kelompok oposisi dengan penyelenggara protes massa yang telah mencengkeram negara Afrika Timur itu sejak Desember lalu.

Penangkapan Jalab terjadi hanya beberapa hari setelah wakil pemimpin SPLM-N, Yasir Arman, diciduk dari rumahnya di Khartoum.

SPLM-N telah memimpin perlawanan di antara etnis minoritas non-Arab di Nil Biru dan Kordofan Selatan sejak 2011, di mana para penguasa militer Sudan telah berjanji untuk mengakhiri secara damai setelah penggulingan pemimpin lama mereka Omar al-Bashir pada April. (T/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)