Karawang, MINA – Menanggapi meninggalnya salah satu penyelam potensi SAR dari Indonesia Diving Rescue Team (IDRT) Syahrul Anto (48), kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas), Muhammad Syaugi menyebut Anto sebagai pahlawan kemanusiaan.
“Sebagai Kabasarnas, saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas gugurnya pahlawan kemanusiaan dari personil Indonesia Diving Rescue Tim,” kata Syaugi saat konferensi pers di Posko Terpadu, Karawang, Jawa Barat Sabtu (3/11).
“Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada almarhum yang memiliki kapasitas dan kualitas, senior, dan memiliki jam terbang yang tinģgi sebagai relawan yang penuh dedikasi. Namun, jika Tuhan menghendaki hal lain, kita tidak dapat melawannya,” Tambahnya.
Syahrul Anto meninggal dunia setelah melakukan operasi penyelaman pencarian badan pesawat Lion Air JT 610 di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat, pada Jumat Sore (2/11).
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Jenazah Anto kemudian dievakuasi menggunakan Kapal Teluk Bajau Victori ke Posko Basarnas. Selanjutnya dievakuasi ke RSUD Koja untuk keperluan autopsi.
Atas permintaan pihak keluarga, jenazah diterbangkan ke Surabaya Sabtu (3/11) pagi pukul 05.00 WIB untuk disemayamkan di rumah orang tuanya.
Sementara itu, Humas Basarnas, Yusuf Latief membenarkan kabar meninggalnya Syahrul, meski demikian dia belum bisa memastikan penyebab kematian penyelam sipil tersebut.
“Nanti akan ada informasi yang lebih valid mengenai hal ini, mohon ditunggu saja,” kata dia. (R/Sj/P2)
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Mi’raj News Agency (MINA)