Tel Aviv, MINA – Pendapatan dari Pelabuhan Eilat di selatan Israel anjlok 80 persen dalam waktu sebulan akibat serangan Houthi Yaman terhadap kapal-kapal kargo yang melintas di Laut Merah, majalah ekonomi Calcalist melaporkan.
Menurut laporan majalah ekonomi Calcalist seperti dikutip oleh Middle East Monitor, Rabu (20/12), perusahaan-perusahaan pengiriman raksasa mengentikan pelayaran di Laut Merah dan Turasan Suez karena ancaman dari Houthi.
Rute alternatif yang mengelilingi Afrika melalui Tanjung Harapan meningkatkan biasa transportasi dan biaya tinggal di Eropa serta tujuan lainnya secara signifikan, menurut laporan itu.
Perusahaan pelayaran raksasa China OOCL mengumumkan, akan menghentikan pengiriman kapalnya melalui Laut Merah. Hal yang sama juga telah dilakukan perusahaan pelayaran lainnya seperti Maersk, Hapag-Lloyd Jerman, perusahaan pengiriman Mediterania dan CMA CGM.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Calcalist mencatat, sebuah laporan terbaru dari Politico mengungkapkan, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk menyerang Houthi setelah meningkatnya serangan dan kerusakan perdagangan global.
Houthi melakukan serangkaian serangan dan penyanderaan terhadap kapal-kapal milik Israel dan yang menuju Israel di Laut Merah, sebagai bentuk dukungan terhadap warga Gaza Palestina yang dibombardir pasukan pendudukan Israel.
Serangan militer pendudukan Israel di Jalur Gaza hingga saat ini memakan korban jiwa hampir 20.000 syahid dan lebih dari 50.000 luka-luka. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza