Peneliti : Netanyahu Berupaya Ubah Konflik dari Politik Menjadi Agama

Yerusalem, MINA – Firas Yaghi, seorang peneliti dalam urusan Israel, mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin sedang berupaya mengubah konflik di Timur Tengah dari politik menjadi agama, yang tidak akan diterima oleh kawasan dan komunitas internasional.

Yaghi menambahkan, Netanyahu juga mencoba melalui penyerbuan pasukannya terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa, untuk menegaskan kedaulatan di Yerusalem, dan menunjukkan bahwa dia tidak ingin menyerahkan Yerusalem Timur (Al-Quds). Al-Ghad TV melaporkan, Ahad (21/5).

Dia memperjelas Netanyahu juga mencoba membujuk ekstrim kanan untuk mendukung anggaran pemukiman dan imigran.

Dia menekankan komunitas internasional memikul tanggung jawab atas apa yang terjadi di wilayah Palestina yang diduduki, terutama atas serbuan Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa.

Pada Ahad pagi, pemerintah Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan mingguannya di area terowongan di bawah Masjid Al-Aqsa, bersebelahan dengan Tembok Al-Buraq. Ini untuk kedua kalinya setelah pertemuan serupa pada tahun 2017.

Netanyahu mengatakan dalam rapat kabinet itu, tentang hubungan Yahudi dengan Kota Suci Al-Quds, dan bahwa orang-orang Yahudi telah berada di sini selama 3.000 tahun.

Sebelumnya Departemen Wakaf Islam Palestina melaporkan, lebih dari 400 pemukim dan mahasiswa di lembaga Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsa, setelah Ben Ghfir dan lainnya menyerbu masjid tersebut.

Negara-negara Arab mengutuk penyerbuan Menteri Ben Ghfir ke Masjid Al-Aqsa. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.