Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian: Spyware Cina Targetkan Muslim Uighur Selama Bertahun-Tahun

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 2 Juli 2020 - 09:55 WIB

Kamis, 2 Juli 2020 - 09:55 WIB

5 Views

Washington, MINA – Sebuah penelitian baru dari perusahaan keamanan Lookout mengatakan, peretas spyware Cina telah melacak minoritas Muslim Uighur di negara itu sejak 2013, selama bertahun-tahun.

Tim Lookout Threat Intelligence menemukan empat alat malware pengintai Android, berupa SilkBean, DoubleAgent, CarbonSteal dan GoldenEagle.

“Tujuan utama dari aplikasi surveillanceware ini adalah untuk mengumpulkan dan mengekstrak data pengguna pribadi ke server perintah dan kontrol,” kata tim. Seperti dilaporkan Anadolu Agency, Kamis (2/7).

Menurut tim, bukti menunjukkan bahwa komunitas Uighur di 14 negara, termasuk Turki dan Kazakhstan juga mungkin terpengaruh.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

Perusahaan meyakini,  malware itu diunduh ke perangkat melalui email phishing dan toko aplikasi palsu.

Mereka telah menemukan bukti bahwa pengawasan itu sebagian besar menargetkan warga Muslim Uighur. Namun juga pada tingkat lebih rendah warga Tibet dan komunitas Muslim yang lebih luas.

“Itu seperti menyaksikan pemangsa mengintai mangsanya di seluruh dunia,” Apurva Kumar, seorang insinyur intelijen ancaman di Lookout, mengatakan kepada New York Times.

“Jadi, ke mana pun Uighur Cina pergi, sejauh apa pun mereka pergi, apakah itu Turki, Indonesia, atau Suriah, malware mengikuti mereka di sana.”

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Muslim Uighur di barat laut wilayah Xinjiang Cina telah lama mengalami penganiayaan yang meluas, pengawasan dan sterilisasi paksa oleh pemerintah Tiongkok selama bertahun-tahun dan telah dipaksa mengikuti program pendidikan ulang.

Wilayah ini adalah rumah bagi 10 juta warga Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45% dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh pemerintah Cina melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.

Hingga 1 juta orang, atau sekitar 7% dari populasi Muslim di Xinjiang, telah dipenjara dalam jaringan yang diperluas dari kamp-kamp “pendidikan ulang politik”, menurut pejabat AS dan para pakar PBB.

Sejak 2014, penumpasan brutal Beijing telah memaksa ribuan warga Uighur mencari suaka di negara-negara lain termasuk Turki dan AS. (T/RS2/P1)

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Indonesia
Dunia Islam
Dunia Islam
Eropa
Kolom
Kolom
Khadijah