Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENGAMAT EKONOMI: JILBAB SATU BISNIS YANG SANGAT BESAR

Admin - Selasa, 5 Mei 2015 - 22:47 WIB

Selasa, 5 Mei 2015 - 22:47 WIB

599 Views ㅤ

Syafi'i Antonio, Pimpinan STEI Tazkia (Foto: Jamilah/MINA)
Syafi'i Antonio, Pimpinan <a href=

STEI Tazkia (Foto: Jamilah/MINA)" width="300" height="233" /> Syafi’i Antonio, Pimpinan STEI Tazkia (Foto: Jamilah/MINA)

Bogor, 16 Rajab 1436/5 Mei 2015 (MINA) – Syafii Antonio, Pengamat Ekonomi, mengatakan, Indonesia merupakan masyarakat mayoritas muslim terbesar maka jilbab adalah satu bisnis yang sangat besar dan sangat mudah bagi semua kalangan untuk mengembangkan bisnis itu.

“Untuk mengembangkan bisnis ini kita harus memerlukan kreatifitas tinggi, model dan harga yang mampu bersaing dengan industri lain,” kata Syafii Antonio, saat diwawancarai Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di STEI Tazkia, Bogor (5/5).

Ia menjelaskan banyak tantangan yang kita hadapi dalam mengembangkan produk itu dengan kreatifitas, daya saing pemasaran, dan jalur perindustrian seperti perindustrian besar membuka toko-toko dengan membuka berbagai cabang atau perindustrian kecil dengan berbisnis online.

“Indonesia juga punya potensi besar masuk pasar internasional namun kita harus pandai bersaing dengan negara besar seperti Turki, Cina dan Timur Tengah dan negara lainnya,” tambahnya.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

“Jika kita mau menembus pasar Internasional maka kuncinya itu pada kreatifitas, menjaga kualitas produk dan ini dipastikan cara pemesanannya juga baik, dan harus ada ciri khas yang berbeda dari negara lain suatu hal yang unik yang membuat mereka menarik dengan produk Indonesia,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, jilbab itu tidak hanya pada trend atau fashion berbusana saja tapi harus dijadikan sebagai suatu kepribadian dan identitas kita sebagai seorang Muslimah dan sarana dakwah kita dengan yang lain.

“Dengan berjilbab ini diharapkan juga harus berkolerasi positif terhadap kepribadian bangsa. Jadi, jangan hanya sebagai trend saja tapi juga diimbangi dengan akhlaknya yang mulia karena menjalankan kewajiban yang telah Allah perintahkan kepada khususnya kaum Muslimah,” tambahnya. (L/P005/Imt/R05)

 

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Ekonomi
Afrika
Indonesia
Indonesia