Muslimah Bersaudara Ghana Padukan Mode dan Akidah

Foto: Daily Sabah

Ghana, MINA – Dua Muslimah bersaudara di Ghana menciptakan fesyen ramah-Islami dari kain buatan lokal yang sangat populer di seluruh Afrika Barat.

Sekina Abam (27) mengatakan bisa jadi sulit bagi wanita di Ghana untuk menghindari diskriminasi saat mengenakan . Jumlah muslim adalah sebanyak  18% populasi negara itu.

Dia dan saudara perempuannya yang berusia 32 tahun, Nefisa, menemukan banyak pilihan jilbab yang dijual di pasar Ibu Kota Accra datang dari luar negeri. Tidak ditemukan jilbab berbahan dasar kain cetak produksi lokal yang membuat Ghana dikenal secara internasional.

“Saya berkata pada diri sendiri, ‘Mengapa tidak memunculkan sesuatu dari diri saya sendiri yang akan memenuhi gaya dan selera jilbab saat menggunakan kain cetakan Afrika?'” Kenangnya, seperti dilansir Daily Sabah pada awal Februari lalu.

Sekarang dia dan saudara perempuannya berbagi sebuah studio tempat mereka menciptakan fesyen jilbab berwarna-warni dan gaun konservatif. Sekina bertanggung jawab atas produksi desain fesyen (clothing line) yang dikenal sebagai Libaas Hilaan yang mencakup segala hal, mulai dari pakaian santai sampai pakaian khusus. Sementara itu, Nefisa mengurus merek Nefeesah Hijab.

Jilbab-jilbab produksi mereka dijual antara 30-100 Cedi Ghana (sekitar Rp88-300 ribu), sementara gaun dan abaya dijual seharga 850 Cedi Ghana. Untuk memenuhi permintaan produk mereka yang stabil setelah lima tahun, mereka sekarang dibantu oleh ibu mereka dan dua pekerja lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, wanita Muslim di Ghana telah bisa mengenakan jilbab lebih bebas di sekolah dan di tempat kerja. Pada 2015, mantan Presiden John Mahama memproklamirkan kebebasan beragama.

Bagi Abam dan saudaranya, perjuangan mereka adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara mode dan Islam, tetap memegang tradisi sambil menciptakan sesuatu yang membuat kaum Muslimah muda di sana nyaman mengenakan fesyen Islami di jalan-jalan Accra.

“Idenya adalah memudahkan ibu dan saudari Muslim kita memakai jilbab sehingga mereka selalu termotivasi untuk mengenakan jilbab,” pungkas Nefisa. (T/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.