Jakarta, MINA – Arab Spring, sebuah gerakan massal menggulingkan pemerintah di berbagai Negara Arab pada akhir 2010 dianggap merupakan sebuah skenario global yang pada akhirnya menargetkan tanah suci Palestina.
Hal itu disampaikan pengamat Palestina, Ir Edi Wahyudi, menyebut Arab Spring yang bermula di Tunisia adalah rancangan yang didesain untuk menghancurkan “pintu-pintu tanah Arab” satu persatu.
“Pada akhirnya gerakan dibuat untuk menggoncang pintu gerbang Palestina, setelah Mesir yang menimpa Muhammad Mursi,” katanya dalam kajian bulanan Jabodetabek Jamaah Muslimin (Hizbullah), sebuah wadah persatuan umat di Bogor, Ahad (30/7).
Edi berpendapat Arab Spring yang dimotori gerakan anti Tuhan Zionisme adalah pihak yang bertanggung jawab dalam tumbangnya sistem monarki di banyak negara Arab. Tujuannya, tambah Edi, adalah untuk mewujudkan kepemimpinan dunia di bawah Lucifer yang mereka sembah.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Oleh karenanya, gerakan Lucifer yang disebut Anti Kristus oleh kaum Kristiani sangat familiar dengan istilah “New World Order” atau satu dunia di bawah satu kekuasaan sembahan mereka. Tujuan ini dibungkus dalam banyak perkumpulan rahasia yang ada di dalam tubuh elite dunia, utamanya AS dan Israel.
“Karena mereka percaya siapa yang bisa menguasai Masjid Al-Aqsha bisa menguasai dunia,” tambahnya.
Oleh karena itu, momen untuk mengembalikan kesadaran umat Islam guna menyelamatkan situs suci itu hendak dibangun dari sekarang.(L/RE1/P2)
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)