Bandung, 12 Rajab 1436/1 Mei 2015 (MINA) – Tutor pengobatan ala Nabi dr. Deny Kusniadi mengatakan, Thibbun Nabawi sebagai pengobatan cara Nabi merupakan solusi bukan sekedar alternatif apalagi tradisional yang terkesan kumuh.
Ia mengatakan pada Pelatihan Thibbun Nabawi, pengobatan cara Nabi, yang diselenggarakan Lembaga Pembinaan Muslimah Learning Center (MLC) Jawa Barat, di Aula Alfa Cetaury Cisangkeuy, Bandung, Jumat (1/5).
“Pengobatan cara Nabi seperti bekam adalah solusi, bukan sekedar pengobtan alternatif atau pengobtan tradisional yang terkesan kumuh dan asal-asalan. Tetapi benar-benar memperhatikan unsur higienitas, dan sterilisasi,” ujarnya.
Menurutnya, Islam itu bersih, bekam juga identik dengan bersih, dan ini sesuai tuntunan Nabi. Serta mempelajari dan mengamalkannya, tidak akan ada habisnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Selasa Ini Mendung, Berpotensi Hujan Ringan
Ia menyebutkan pengalaman dirinya sebagai dokter yang juga mempelajari bekam, cara itu dapat diterima dari sisi kedokteran.
Bekam sudah diakui secara medis. Sekarang banyak dokter yang sudah merapat ke bekam, imbuhnya.
“Bahkan di luar negeri seperti Singapura dan Jerman, praktik bekam dihargai mahal, bisa menjadi keahlian yang menjanjikan,” katanya.
Praktisi bekam, Ian Sofyan dalam tutorialnya menyebutkan, sejarah bekam sudah dimulai sejak zaman mesir kuno dengan adanya bukti relief cupping dan pisau bedah di dinding piramid.
Baca Juga: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Tunanetra Internasional
Menurutnya, Nabi Muhammad selama hidupnya lima kali dibekam oleh Abu Thoyyibah.
“Sebenarnya kalau untuk menjaga kesehatan dengan baik, tidak harus dibekam. Tapi sebagai pemeliharaan boleh dibekam satu bulan sekali. Atau empat bulan sekali karena usia sel darah merah itu 120 hr, setelah itu baiknya regenerasi, dan bekam merupakan salah satu cara ekskresi,” ujarnya.
Ia menambahkan, sejarah bekam terus berkembang dengan berbagai alat dan metode. Pada masa kekhilafahan, terapis bekam dibayar mahal 5-10 dinar. Pasien diberi tunjangan dari baitul maal, karena jika warga sakit otomatis dia tidak bisa bekerja. Jad harus ada santunan.
Untuk itu ia menekankan perlunya standardisasi pengobatan bekam agar terjaga keandalannya.
Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Banyumas, Jateng Terendam Banjir
Sementara dalam sambutannya, Ustadz Munif Nasir, Pimpinan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jawa barat, yang juga Penasihat MLC, mengatakan, meningkatkn ilmu dan keterampilan, termasuk thibbun nabawi dapat menjadi bekal dalam sosial.
Muslimah Learning Center (MLC) Jawa Barat, mengadakan Pelatihan Kesehatan Thibbun Nabawi angkatan ke-4 tersebut, guna memberikan bekal pemahaman dan keterampilan kepada generasi muda dalam pengobatan cara nabi.
Materi praktik meliputi hijamah atau bekam, diagnosa penyakit melalui wawancara, totok wajah, diagnosa telapak tangan, mata, suara, dan lidah. (L/amn/dik/P4).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BNPB Pastikan Tanggap Darurat Sukabumi Berjalan Cepat dan Tepat