Pesan Pemuda Palestina Intifadhah Umat yang Menggetarkan Jiwa

(Foto: The Times of Israel)

 

Al-Quds, MINA – Saat rakyat beramai-ramai menumpahkan kemarahan  atas tindakan pembatasan ibadah bagi jamaah Muslim di Masjid Al-Aqsha oleh Otoritas Israel baru-baru ini, pada Jum’at (21/7) yang juga disebut sebagai Intifadhah Ummat, seorang pemuda bernama Umar Abed (19) melakukan aksi dengan caranya sendiri.

Ia terguncang dengan  gugurnya Muhammad Abu Ganem,  salah satu dari tiga orang Palestina yang dibunuh polisi Israel, karena menolak detektor logam yang dipasang di pintu-pintu masuk menuju kompleks Masjid Al-Aqsha. Abed melihat jenazah sudaha itu  di Rumah Sakit Maqoshid Al-Quds  Shehab News Agency melaporkan yang dikutip MINA.

Umar Abed pemuda dari desa Khobar dekat Ramallah Tepi Barat, seketika mengambil sebilah pisau, ia menyelinap masuk ke wilayah permukiman Halamish Israel saat jam makan malam, lalu berhasil membunuh tiga pemukim entitas Zionis dan melukai yang lainnya dalam aksi balasan yang ia lakukan atas penutupan Masjid Al-Aqsha serta meninggalnya tiga syuhada Al-Quds.

Baca Juga:  Tanda-Tanda Israel Kiamat!

Namun sebelum melakukan aksinya, Umar Abed menulis pesan di halaman facebooknya yang ia sebut sebagai “wasiat permintaan maaf”. Isinya ternyata mengandung sejumlah pesan menggunggah jiwa.

Berikut isi wasiat Umar Abed itu sebagaimana dilaporkan Pusat Informasi Palestina:

“Saya pemuda yang belum genap 20 tahun. Saya punya mimpi dan obsesi yang sangat besar. Saya merindukan kehidupan ini merenda senyuman bagi orang-orang. Maka saya tak bisa membiarkan diri saya berdiam diri, tidur enak-enakan, sementara tempat isra Rasulallah dinodai, wanita dan para pemudanya dibunuhi.

Kalian yang suka menahan senjata kalian yang tidak kalian keluarkan kecuali di saat-saat tertentu saja. Janganlah biarkan diri-diri kalian. Mereka telah mengobarkan perang terhadap Allah dan Rasul-Nya dan telah menutup Masjid Al-Aqsha. Bukankah Allah mempunyai hak atas kalian??

Baca Juga:  Mahasiswa Generasi Baru di AS Beri Harapan kepada Palestina

Aku hanya punya sebilah pisau, aku akan penuhi panggilan Masjid Al-Aqsha. Adapun kalian, maka aib bagi kalian. Fitnah (kezaliman) berkobar di depan kalian. Allah akan minta pertanggung jawaban kalian. Kalian akan dihisab dan akan ditanya oleh Allah tentang sikap kalian.

Wahai kaum kera dan babi, jika kalian tidak membuka pintu Al-Aqsha, saya yakin akan datang setelahku para pejuang yang akan memukuli kalian dengan besi, saya ingatkan kalian.”

Terakhir Umar Abed berpesan agar dirinya dibungkus dengan bendera Rasulallah SAW. Kepalanya ditutupi dengan selendang Al-Qossam, di dadanya di taruh topi Abu Ammar (Yasir Arafat) dan terakhir untuk bangsa Palestina, “Kalian harus bersatu”.

Baca Juga:  Politik dan Pendidikan Islam

Sejumlah netizen menanggapi wasiat Umar Abbad ini dengan berbagai ungkapan. “saya belum pernah membaca wasiat sedalam dan sejujur wasiat pemuda ini. Tanpa dikte dan basa basi, semua ilmu ballagah teringkas di bawah kakinya. Semisal kita tertinggal di belakang mataharinya, hidup-hidup. Orang seperti dia telah menciptakan “kehidupan”. (R01/P1)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.