Oleh: Chamid Riyadi, Journalist Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Indonesia kaya akan obyek wisata yang berakar pada budaya dan keindahan alam, namun penulis melihat masih belum digarap secara optimal. Potensi alam Indonesia seperti pegunungan, pantai, panorama, bangunan-bangunan sejarah menjadikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung baik wisata domestik maupun wisata mancanegara guna menikmati eksotisme Indonesia. Salah satunya yaitu sektor pariwisata syari’ah.
Menurut Ketua Asosiasi Hotel dan Restoran Syari’ah Indonesia, Riyanto Sofyan bahwa perkembangan pariwisata Syari’ah di Indonesia dapat tumbuh cepat, sebab memiliki potensi yang besar sekali.
Berdasarkan demografi masyarakat dunia saat ini, sekitar 56 persen warga muslim berada dalam masa produktif. Mereka mulai mengubah kebiasaan dari muslim tradisional ke muslim modern yang tidak menolak perubahan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Bahkan beberapa negara dunia, seperti Thailand, Australia, dan Amerika, yang selama ini kurang memperhatikan perkembangan wisata syariah, mulai merancang strategi untuk menghimpun potensi wisata syariah.
Profil Singkat Menteri Pariwisata
Presiden Kerja Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla memilih Arief Yahya sebagai Menteri Pariwisata dalam “Kabinet Kerja” 2014-2019. Penetapan ini diumumkan Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Ahad (26/10/2014).
Sebelumnya, pria kelahiran Banyuwangi, 2 April 1961 ini menduduki jabatan sebagai sebagai CEO PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Ketika duduk di jabatan ini, Arief memperoleh beberapa penghargaan. Antara lain Satyalencana Pembangunan di tahun 2006 atas keberhasilan dalam Peningkatan Pelayanan Prima di Kalimantan dan Jawa Timur dari Presiden RI.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Di tahun yang sama, Arief juga masuk dalam daftar ”25 Business Future Leader” versi majalah Swa. Arief juga terpilih sebagai penerima Economic Challenge Award 2012 kategori Industri Telekomunikasi, penerima Anugerah Business Review 2012 dari majalah Business Review. Terakhir, Arief terpilih sebagai The CEO BUMN Inovatif Terbaik 2012.
Arief Yahya dibesarkan dalam keluarga sederhana dengan ayah, H. Said Suhadi yang berprofesi sebagai pedagang dan ibu, Hj Siti Badriya yang aktif dalam organisasi keagamaan. Arief mengambil teladan dari kedua orang tuanya, terutama dari ibu. Ibunya tak pernah menunjukkan wajah muram namun selalu menunjukkan perjuangan tanpa henti dan selalu memberi yang terbaik kepada anak-anaknya.
Arief meniru keteladanan ibunya dengan selalu berjuang dengan sepenuh hati dalam pendidikannya. Berbekal itulah, Arief berhasil menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Elektro.
Kini di bawah kendali Arief, Kementerian Pariwisata mendapatkan tugas berat. Apalagi, Pemerintahan Jokowi-JK menargetkan meraih 20 juta wistawan mancanegara (wisman) sampai 2019. Untuk mencapai target tersebut jelas diperlukan kerja keras.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Dalam dua tahun terakhir pariwisata Indonesia tumbuh di atas angka 8 persen hingga jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai kisaran 8-9 jutaan. Tahun 2014 Kemenparekraf hanya mematok target kunjungan wisman 9,5 juta orang sampai tutup tahun. Sedangkan tahun lalu tercatat sebanyak 8,7 juta wisman mengunjungi Indonesia sampai tutup tahun.
Menurut mantan Menparekraf Mari Elka Pangestu untuk meraih angka 20 juta wisman, sektor pariwisata harus tumbuh rata-rata 16 persen per tahun bahkan lebih. Itu berarti dua kali lipat dari pertumbuhan saat ini.
Konferensi Pasar Pariwisata Islam Dunia di Indonesia untuk pertama kali
Konferensi World Islamic Tourism Mart (WITM) yang diselenggarakan untuk mempopulerkan pariwisata Islam di dunia ini digelar bersamaan dengan Indonesia Travel and Holiday Fair (ITHF) di Kartika Expo Balai Kartini Jakarta pada 24-26 Oktober 2014.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Selain konferensi, kegiatan ini menampilkan industri pariwisata dari berbagai sektor, travel agent, yang menawarkan wisata dengan harga yang ramah, tiket diskon untuk berkeliling dunia, dan harga-harga promo untuk hotel yang menjadi destinasi wisata di negara tujuan pariwisata, selain itu tips-tips medis selama di lokasi wisata.
Kegiatan tiga hari ini mengangkat tema “Memunculkan Tren Sektor Keramahan Travel dan Pariwisata Islam” dan diselenggarakan atas kerja sama antara WITM Event SDN BHD Malaysia, RajaMice.com Indonesia, yang didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan resmi.
Ketua WITM Malaysia Dato’ Mohd Khalid Harun menegaskan pentingnya pariwisata Islam sebagai gaya hidup Muslim dunia kemanapun mereka pergi. Menurutnya kegiatan seperti ini meningkatkan potensi yang belum direalisasi dari sektor pariwisata Islam.
Ketika penulis melihat secara langsung pada pameran tersebut masih sedikit pengunjung yang datang, hal ini bisa jadi disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat tentang informasi pameran wisata syariah itu. Hal ini akan mempengaruhi pendapatan ataupun jumlah calon wisata yang akan mengujungi wisata-wisata yang telag disediakan pada saat pameran.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Penulis berharap fenomena tersebut jangan sampai terulang lagi, kedepan siapapun yang terlibat didalamnya harus ikut aktif memberitahukan dan juga harus tepat sasaran, khususnya Kementerian Pariwata.
Pariwisata Syariah dimata Dunia
Menurut Pemilik jaringan Hotel Sofyan, Riyanto Sofyan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan wisata syariah dapat meningkat, pertama, kondisi sosial trend yang memang mendukung yaitu back to nature. Kedua, jumlah muslim yang besar yaitu 1,6 miliar orang di seluruh dunia.
Tingkat pertumbuhan penduduk muslim dua kali lipat rata-rata tingkat pertumbuhan populasi penduduk dunia. Jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia mencapai Rp. 9,4 triliun lebih besar dari negara Cina. Selain jumlah penduduknya yang besar, kemampuan ekonomi juga besar.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Mereka memiliki Rp. 4,8 trilun pendapatan pakai yang dapat dikeluarkan untuk industri pariwisata.
Menurut Thomson Reuters, belanja umat muslim dunia sepanjang 2012 mencapai triliunan rupiah atau tepatnya 137 miliar dolar US, sedangkan Cina 89 miliar dolar US, dan Amerika 122 miliar dolar US. Sementara belanja wisatawan muslim di Indonesia mencapai 1,6 miliar dolar US, sekitar 2,6 persen dari potensi seluruh dunia yang ada.
Bahkan di Autralia pemerintahnya sangat antusias menyambut wisatawan muslim, bahkan sampai mendorong tempat-tempat SPA disediakan mushala. Selain itu juga terdapat restoran yang bersertifikat halal.
Sementara Malaysia telah membentuk direktorat jendral yang khusus menangani wisata syariah.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Sedangkan di Indonesia sendiri, baru tersedia tiga belas tujuan wisata syari’ah, yaitu:Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara.
Pariwisata Syariah di Jepang
Lokasi-lokasi pariwisata syariah dan halal di negeri Sakura (Jepang) sangat diminati wisatawan. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya.
Menurut Direktur Manager Perusahaan Malaysia di Jepang Akmal Abu Hasan bahwa di Jepang wisata syariah sangat booming, kini pembahasan mengenai produk halal selalu tampil dalam berbagai media setiap pekannya.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Jepang memang negara minoritas bagi Muslim, namun lokasi-lokasi yang ramah untuk gaya hidup Muslim sudah mulai dibentuk di beberapa lokasi di sana. Salah satunya seperti tersedianya lokasi-lokasi mushala di tempat-tempat umum.
Salah satu pulau di Jepang yang dikenal paling ramah untuk destinasi Muslim ini adalah Kyoto, sebuah pulau yang masih dikenal dengan kehidupan tradisionalnya di Jepang. Di pulau ini, terdapat beberapa lokasi yang ramah untuk Muslim seperti lokasi Masjid terbesar dan rumah makan yang halal bagi Muslim.
komunitas Muslim terbesar di Jepang berasal dari Indonesia, di mana mayoritas dari mereka merupakan pekerja di beberapa perusahaan Jepang. Perhatian media-media Jepang yang memperhatikan destinasi pariwisata halal juga mengundang perhatian pemerintah.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yoshinori Katori pun sampai ingin mempromosikan pariwisata khusus muslim tersebut, sehingga mereka dapat menikmati tempat wisata di Jepang dengan nyaman.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Tidak hanya itu, Kepala proyek di Pusat Promosi ASEAN untuk Perdagangan, Investasi dan Wisata di Tokyo, Ken Fujita, mengatakan bahwa upaya untuk membuat bandara lebih ramah kepada Muslim sebetulnya telah dilakukan. Misalnya, dengan menyediakan informasi seputar Islam.
Sedangkan langkah lainnya adalah dengan menambah jumlah ruang shalat di bandara. Langkah ini pertama kali dilakukan di Bandara Narita di Prefektur Chiba. Pada Desember lalu telah dibangun ruang shalat di terminal satu dan dua. Ruangan yang disebut juga dengan ‘Silence Room’ tersebut lantainya dilapisi karpet dan sebuah panel yang menunjukkan arah kiblat.
Melalui penjelasan di atas, sebagaimana perkembangan pengembangan pariwisata syariah ini adalah sejalan dengan amanat Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, di mana di dalamnya disebutkan mengenai pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan juga tentang kode etik pariwisata dunia yang menjunjung tinggi budaya dan nilai – nilai lokal.
Oleh sebab itu penulis berpesan kepada Menteri Pariwsata periode 2014-2019 yang baru terpilih, Arief Yahya, agar dapat memaksimalkan potensi wisata syariah yang besar ini untuk kemajuan pariwisata Indonesia dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia. (P010/R03)
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
dari berbagai sumber.
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)