Oleh Bahron Ansori, Wartawan MINA
Setan itu lambang dari segala keburukan. Karenanya, kita mesti selalu mewaspadai tipu dayanya. Jangan sampai hati ini lalai. Jika lalai, perangkapnya begitu halus sehingga bisa membelenggu iman. Setan adalah makhluk Allah yang telah bersumpah untuk menyesatkan manusia karena ia sendiri telah disesatkan oleh Allah akibat kecongkakannya.
Allah Ta’ala berfirman,
قَالَ فَبِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ
ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
“(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (Qs. Al-A’raaf: 16-17).
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman,
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ ۖ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا
اُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۖ وَلَا يَجِدُوْنَ عَنْهَا مَحِيْصًا
“(Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka. Mereka (yang tertipu) itu tempatnya di neraka Jahanam dan mereka tidak akan mendapat tempat (lain untuk) lari darinya.” (Qs. An-Nisaa`: 120-121).
Berikut ini adalah beberapa pintu setan yang masuk ke dalam hati manusia.
Pertama, marah dan syahwat. Orang yang marah sebenarnya dia sedang ‘menghilangkan’ akalnya. Maka jika akalnya menjadi lemah, setan mudah menguasainya. Lalu para setan itu menyerang keseluruh aliran darahnya, maka jadilah ia seperti orang gila. Itulah mengapa, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
“Janganlah engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir. Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, hadits ini shahih lighairihi).
Di antara kiat meredam marah antara lain; 1). Membaca ta’awudz, meminta perlindungan pada Allah dari godaan setan. Kenapa sampai meminta tolong pada Allah agar dilindungi dari setan? Karena dalil-dalil berikutnya akan terlihat jelas bahwa marah bisa dari setan. Maka mari mengamalkan firman Allah dari ayat berikut,
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚإِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (Qs. Al-A’raf: 200)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
إِذَا غَضِبَ الرَّجُلُ فَقَالَ أَعُوْذُ بِاللهِ ، سَكَنَ غَضْبُهُ
“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (HR. As-Sahmi dalam Tarikh Jarjan, 252. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1376)
2). Diam. Ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi).
3). Berganti posisi. Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
4). Mengambil air wudhu. Dari Athiyyah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
5). Ingat wasiat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan janjinya. Dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنَفِّذهُ دَعَأهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الْحُوْرِ مَا شَاءَ
“Siapa menahan amarahnya padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari Kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan.” (HR. Abu Daud, no. 4777; Ibnu Majah, no. 4186. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sanadnya hasan)
Kedua, hasad dan ketamakan. Dengki dan tamak ibarat dua sisi mata uang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang umatnya memelihara dua sifat tercela itu. Menurut jumhur ulama di atas diungkapkan oleh Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah, “Hasad adalah menginginkan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain.” (At-Tashiil li Ta’wil At-Tanziil Juz ‘Amma fii Sual wa Jawab, hlm. 720)
Ketiga, terlalu berharap dengan manusia. Inilah salah satu kelemahan manusia. Ia seringkali dibuat baper (bawa perasaan) karena harapannya digantungkan pada manusia. Maka jika seseorang ingin selamat, berharaplah kepada yang menciptakan manusia, bukan kepada manusia.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
Bila harapan itu mengalahkan seseorang, maka setan akan menghiasainya dan membuatnya suka berpura-pura baik terhadap orang yang dia harapkan dengan berbagai macam riya (pamer) dan kepalsuan. Sehingga orang yang dia harapkan itu menjadi sesembahannya, dia pun terus-menerus memikirkan cara untuk mencintai dan menyayangi walaupun harus menjual agamanya.
Keempat, dirham, dinar, dan seluruh jenis harta benda seperti barang-barang dagangan, kendaran-kendaran, rumah dan tanah, dan lain sebagainya. Segala sesuatu yang melebihi batas kebutuhan, maka itu adalah tempat tinggalnya setan. Karena sesungguhnya orang yang disertai oleh kekuatan setan, maka dia adalah orang yang kosong hatinya.
Kelima, tergesa-gesa di dalam mengambil keputusan dan meninggalkan sikap mencari kejelasan pada beberapa perkara, sehingga dia pun terjerumus pada perkara yang berakibat buruk.
Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Asyaj ‘Abdul Qois,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
إن فيك لخصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة
“Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Sifat tergesa-gesa berasal dari was-was setan. Dari Anas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dalam Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim Al Ashbahani disebutkan perkataan berikut ini dari Hatim Al Ashom,
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
كان يقال العجلة من الشيطان إلا في خمس إطعام الطعام إذا حضر الضيف وتجهيز الميت إذا مات وتزويج البكر إذا أدركت وقضاء الدين إذا وجب والتوبة من الذنب إذا أذنب
“Ketergesa-gesaan biasa dikatakan dari setan kecuali dalam lima perkara:
menyajikan makanan ketika ada tamu, mengurus mayit ketika ia mati, menikahkan seorang gadis jika sudah bertemu jodohnya, melunasi utang ketika sudah jatuh tempo, segera bertaubat jika berbuat dosa.” (Hilyatul Auliya’, 8: 78).
Keenam, sikap bakhil dan takut akan kemiskinan, agar setan menghalangi seseorang untuk mengeluarkan sedekah, zakat, dan berbuat baik kepada para manusia, guna memper-banyak kejahatan-kejahatan dan pencurian-pencurian.
Ketujuh, adalah hobi menghiasi perabotan, pakaian, kendaraan, dan tempat tinggal. Sesungguhnya apabila setan melihat hal tersebut telah menguasai hati manusia, dia akan betelur di dalamnya dan menetaskannya. Setan akan terus membujuknya untuk memegahkan rumah, menghiasinya, dan meluaskannya. Setan akan selalu membujuknya untuk menghiasi pakaian, kendaraan, dan tempat tinggal, juga memperbaharui bejana-bejana dan perabotan-perabotan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan
Kedelapan, buruk sangka terhadap kaum muslimin. Setan membujuk seseorang agar menggunjing manusia hingga binasa. Seseorang tidak menunaikan haknya atau tidak memuliakannya. Dia melihatnya dengan mata meremehkan, dan dia melihat dirinya lebih baik daripadanya. Itu semua termasuk di antara perkara-perkara yang membinasakan.
Kesembilan, berlebihan di dalam mengeluarkan harta benda dengan keinginan duniawi, menyia-nyiakan waktu dengan kebatilan, menyia-nyiakan akal dengan ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat, dan menyia-nyiakan kebaikan dengan mengumpulkan puing-puing kehidupan yang fana.
Kesepuluh, di antara pintu-pintu setan yang membinasakan adalah fanatik terhadap madzhab, kabilah, hawa nafsu, dan individu. Begitu juga, dengki terhadap saingan dan melihat mereka dengan mata menghinakan, merendahkan, dan meremehkan. Pintu itu termasuk di antara perkara-perkara yang dapat membinasakan ahli ibadah dan orang-orang fasik seluruhnya.
Berhati-hatilah, antara malaikat dan setan selalu menanti untuk masuk ke pintu hati. Jika hati ini rusak, itu artinya setan sedang menguasai seluruh kerajaan hati. Sebaliknya, jika malaikat yang ada di dalam hati manusia, itu artinya dia akan selamat, wallahua’lam.(A/RS3/P1)
Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina
Mi’raj News Agency (MINA)