Pramuka Putri Serukan Hentikan Kekerasan Terhadap Perempuan

(Foto: Humas Kwarnas)

Balikpapan, MINA – Sebanyak 1.550 Pramuka putri dari seluruh Indonesia menyerukan penghentian kekerasan terhadap perempuan.

Seruan ini disampaikan melalui spanduk dalam Perkemahan Pramuka Putri Tingkat Nasional () III di Bumi Perkemahan Pantai Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur sejak 19-24 November 2017 mendatang.

Aksi ini dilakukan lantaran kekerasan terhadap perempuan dinilai semakin meningkat dan juga untuk pencegahan. Sejumlah tokoh nasional turut hadir dalam aksi tersebut, diantaranya Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka , Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise, Walikota Balikpapan Rizal Effendi, dan tokoh lainnya.

“Kampanye adalah pencegahan, kekerasan terhadap perempuan terjadi tidak hanya dalam bentuk fisik, namun juga dalam perkataan dan gerakan tubuh, tidak hanya di dunia nyata namun juga di media sosial. Kita ingin generasi millennial sekarang lebih baik, semakin beradab sesuai sila kedua Pancasila,” ujar Adhyaksa Dault dalam keterangan pers yang diterima MINA, pada hari Senin (20/11).

Adhyaksa menambahkan, Perkemahan Pramuka putri ini sangatlah relevan untuk menemukan solusi terkait persoalan-persoalan perempuan. Ia juga menyoroti angka kekerasan terhadap perempuan yang terus meningkat. Karena itu, Menpora Periode 2004-2009 ini mengajak semua pihak untuk menghentikannya.

“Adik-adik yang kelak menjadi calon ibu bagi anak-anaknya sendiri dan anak-anak Indonesia dapat belajar dari para narasumber yang hadir dalam berbagai sesi selama perkemahan berlangsung,” harap Adhyaksa.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise mengatakan, kekerasan terhadap perempuan adalah fenomena gunung es, angkanya terus mengalami peningkatan. Menurut BPS, satu dari tiga perempuan pernah mengalami kekerasan, baik itu kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual maupun penelantaraan perempuan.

Menurut Yohana, masyarakat sekarang semakin banyak yang melapor, dan anak-anak juga banyak yang melapor. “Kekerasan bisa terjadi di mana saja, dan itu adalah tugas kita semua. Bersama Pramuka seluruh Indonesia, kami mengajak kita semua untuk bersama-sama melindungi perempuan dari kekerasan,” ujar Yohana.

Kegiatan tingkat nasional ini diikuti Pramuka Penegak dan Pandega (usia 17-24 tahun) putri dari 34 provinsi di Indonesia. Panitia memberikan porsi waktu lebih banyak untuk kegiatan yang meningkatkan keterampilan Pramuka Putri dibanding kegiatan lainnya.

Di samping itu, juga digelar agenda temu tokoh inspiratif. Ada banyak tokoh yang hadir, di antaranya Yambise, Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri, Atlit Wushu yang juga artis Olivia Zalianti, dan lain-lain. (R/R09/B05)

Mi’raj Newa Agency (MINA)