Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof. Dante: Menjaga Kesehatan Mata Anak Sejak Dini, Investasi Masa Depan

Hasanatun Aliyah - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

Ilustrasi gangguan pada penglihatan atau rabun. (Foto: google)

Jakarta, MINA – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Prof. Dante Harbuwono mengatakan, menjaga kesehatan mata sejak dini adalah investasi masa depan.

Menurutnya, melalui penglihatan, anak-anak mulai belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

“Adanya gangguan penglihatan dapat berdampak pada perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak-anak kita,” kata Prof. Dante, dikutip Ahad (13/10).

Menurut data International Agency for the Prevention of Blindness pada 2021, sekitar 165 juta anak di seluruh dunia mengalami rabun jauh. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat menjadi 275 juta anak pada 2050.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Manfaatkan Potensi Lokal untuk Program Makan Bergizi Gratis 

Sementara di Indonesia sebanyak 3,6 juta anak mengalami kelainan refraksi, dan jumlah ini berpotensi terus meningkat. Diperkirakan 3 dari 4 anak dengan kelainan refraksi belum mendapatkan koreksi dengan kacamata.

Prof. Dante mengajak masyarakat untuk menjaga penglihatan generasi masa depan menuju Indonesia Emas 2045 dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini.

“Saya mengajak kita semua untuk terus melakukan pencegahan, deteksi dini, serta pengobatan gangguan penglihatan pada anak,” lanjut Prof. Dante.

Deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat sangat penting dilakukan untuk menemukan kasus sedini mungkin, sehingga dapat ditindaklanjuti segera. Hal ini agar tidak terjadi keterlambatan penanganan yang dapat memperberat kondisi atau mengakibatkan kebutaan.

Baca Juga: Yuk, Kuatkan Tubuh dan Jiwamu dengan Renang!

Berdasarkan data Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB), prevalensi kebutaan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) berada pada peringkat kedua nasional sebesar 4,4%, dengan sekitar 78,1% kebutaan disebabkan oleh katarak.

Di NTB, kasus katarak kurang lebih 37.500-an kasus 29.300-an di antaranya katarak. Data tahun 2020 disampaikan juga bahwa 15,81% terjadi kasus refraksi penglihatan pada anak. Daerah Lombok Barat dari survei-survei spontan yang dilakukan terhadap 400 anak, terdapat 25% mengalami gangguan penglihatan

Terkait hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi mengatakan, Pemerintah Provinsi NTB memberikan perhatian serius terhadap penanganan masalah kesehatan mata di wilayah tersebut.

“Angka 25% gangguan penglihatan pada anak ini dapat terus meningkat. Karena itu, upaya pencegahan perlu dilakukan untuk menghindari potensi sebagai kontributor ancaman kebutaan,” jelasnya.

Baca Juga: Layanan Darurat Medis 119 Kini Bisa Diakses Melalui SATUSEHAT Mobile

Deteksi dini pada anak juga telah dilaksanakan di 13 sekolah yang ada di Kabupaten Lombok, Provinsi NTB. Sebanyak 496 anak melakukan pemeriksaan tersebut dan 112 di antaranya positif mengalami kelainan refraksi. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sembilan Keajaiban Memanah untuk Kesehatan dan Kebugaran

Rekomendasi untuk Anda