Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof. Din Syamsuddin Bicara Di Hari Persaudaraan Kemanusian Sedunia

kurnia - Sabtu, 6 Februari 2021 - 11:10 WIB

Sabtu, 6 Februari 2021 - 11:10 WIB

19 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015, dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI 2015-2020, Prof. Din Syamsuddin menjadi pembicara pada Perayaan Al-Azhar untuk Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia di Kaio, Mesir.

Perayaan tahunan tersebut merupakan kedua kali sejak Piagam Persaudaraan Kemanusiaan (Watsiqat al-Ukhuwwah al-Insaniyah) ditandatangani oleh Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Muhammad Al-Thayyib dan Paus Fransiscus di Abu Dhabi, 4 Februari 2019 yang lalu.

Piagam Persaudaraan Kemanusiaan itu menandai persatuan keyakinan keagamaan, persatuan Timur-Barat, Utara-Selatan, bahkan antara kaum beragama dan tidak beragama.

Pada Perayaan Tahunan 2021, yang diselenggarakan secara virtual oleh Komite Tertinggi Persaudaraan Kemanusiaan (The Higher Committee of Human Fraternity) di Kairo, hadir sejumlah tokoh, baik Agama Islam maupun Kristiani, baik dunia Arab mau luar, termasuk dari PBB, hadir Prof. Din Syamsuddin dari Indonesia.

Baca Juga: Hari Terakhir Pelunasan, Seluruh Kuota Haji Khusus 1446 H/2025 M Sudah Terisi

Dalam pidatonya, berjudul “Tanggung Jawab Organisasi Keagamaan untuk Membangun Persaudaraan Kemanusiaan”, Prof. Din mengatakan, penandatangan Piagam Kemanusiaan itu merupakan tonggak peradaban yang penting dan tepat waktu.

Menurutnya, peradaban manusia tengah menghadapi masalah yang menciptakan disrupsi besar. Maka adalah tanggung jawab Organisasi Keagamaan untuk tampil sebagai problem solver (penyelesai masalah).

“Namun hal itu meniscayakan adanya kerja sama antar umat berbagai Agama,” ujar Din.

Dalam pandangan mantan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban ini, kerja sama antar umat beragama sedunia sangat mendesak. Walaupun agama-agama berbeda secara teologis, namun mereka bertemu pandangan pada titik kemanusiaan.

Baca Juga: Penelitian Terbaru, Gen Z di AS Pro Perjuangan Palestina dan Anti Israel

“Agama memang dari Tuhan, tapi sejatinya untuk manusia dan kemanusiaan. Maka tidak ada pemisahan antara Persaudaraan Keimanan (seperti Persaudaraan Keislaman) dan Persaudaran Kemanusiaan. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang,” imbuhnya.

Di akhir pidatonya, Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, menyarankan, agar Perayaan Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia tidak berhenti pada seremoni dan diskusi, tapi harus berlanjut pada aksi nyata ada kolaborasi umat lintas agama dalam membangun koeksistensi damai dan toleransi. Keduanya perlu berlanjut pada kolaborasi dalam berbagai sektor peradaban.

Memberi sambutan pembukaan Wakil Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Muhammad Al-Dhuhaiwy, Rektor Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Muhammad Al-Mahrashowy, dan sejumla tokoh Islam dan Kristen. (R/R4/P1)

 

Baca Juga: ICMI Resmikan Program Desa Cendikia dan Masjid Siti Aminah Hadiwardoyo

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Dr. Rais Abdullah: Hidup Berjamaah adalah Fenomena Universal

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
Indonesia
Indonesia
Indonesia