Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA- Koordinator Kopertais XV Lampung, Prof. H. Wan Jamaludin Z. MAg. Ph.D menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era industri 5.0. bagi Sekolah Tinggi Islam.
Hal itu disampaikannya dalam acara Stadium General Tahun Ajaran 2022/2023 bertema “Peluang dan Tantangan Perguruan Tinggi di Era Industri 5.0” yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Shuffah Al-Qur’an Abdullah bin Mas’ud (STISA ABM) Online di Masjid An-Nubuwwah, Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Kamis (22/9).
Ia menjelaskan, Nabi Muhammad sholallahu alaihi wasalam sudah sejak abad 15 tahun yang lalu mengatakan kehidupan ini tidak pernah statis akan senantiasa dinamis dan mengalami perubahan.
“Sebagaimana hadits Rasulullah Shollahu A’laihi Wasalam, Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian,” katanya.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Menurut Prof. Jamaluddin, baginda Nabi 15 abad lalu sudah terfikir betul bahwa nanti akan ada zaman online. Anak-anak kita akan menghadapi zaman bukan zaman seperti kita, itulah sebabnya nabi berpesan kepada kita semua.
“Nabi lahir dan berada di gurun pasir, jauh dari lautan, tapi lihat bagaimana prediksi beliau ke depan, umat Islam diperintah agar berlatih, menempuh pendidikan, belajar berenang. Saudi tidak ada sungai tetapi disuruh belajar berenang. Ini menunjukkan Rasulullah memerintahkan umatnya untuk mempersiapkan diri (menghadapi perubahan),” katanya.
Menurutnya hadits tersebut jika diartikan harus mengajarkan anak berenang, memanah tidak ada salahnya. Namun secara kontekstual, untuk abad 21 saat ini yang namanya berenang tidak mesti di air. Buka di HP ada google, ketik apa saja keluar. Istilahnya searching atau surving yang maknanya berselancar.
“Dari Hadits ini menggambarkan Rasulullah luar biasa. Ajari anakmu untuk surving di internet, disuruh pandai memanah, mengklik panah di komputer. Semakin canggih lagi saat ini sudah main sentuh, touchscreen. Nabi sudah bilang kepada kita belajar yang sungguh-sungguh persiapkan dengan baik, kuasai IPTEK, itu. Tidak ada lain,” jelasnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Karenanya, menurut Prof. Jamaluddin, mengikuti laju perkembangan teknologi adalah sebuah keniscayaan. “Saat ini sudah tinggal sentuh, touchscreen. Karenanya kita harus mengikuti laju perkembangan teknologi ini. Walaupun kita sekolah tinggi Islam, jangan sampai tertinggal IPTEK,” ujarnya.
Prof. Jamaluddin juga mengapresiasi STISA ABM yang sejak awal didirikan mencantumkan “Online” pada nama Sekolah Tingginya.
“Ini juga menariknya, STISA ABM kenapa pakai Online, ini mungkin sudah memprediksi ke depan akan seperti ini. Pandemi kemarin selain sebagai musibah karena banyaknya korban, juga ada hikmahnya. Saat ini semua berubah menjadi digital yang tadinya manual,” ungkapnya.
Prof. Jamaluddin mengajak Perguruan Tinggi Islam untuk membuka diri menerima hal baru yang bisa memberikan manfaat yang jauh lebih banyak lagi.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Namun ia juga menekankan agar dalam kemajuannya STISA ABM dapat mengikuti prosesnya secara sabar. “Tidak ada hal besar bisa dicapai, dihasilkan secara instan, semua perlu proses, “ katanya. (L/bad/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian