Program BTQ UMM Jamin Alumni Melek Al-Quran

(Foto: File MINA)

Malang, MINA – Minat membaca Al-Quran dikalangan remaja semakin hari semakin menurun. Musababnya adalah antara lain perkembangan teknologi, munculnya aktivitas-aktivitas baru, hingga terpaan arus modernisasi.

Data Badan Pusat Statistik 2015 bahkan menyebutkan, 54 persen dari populasi umat Islam di Indonesia buta membaca Al-Quran. Demikian Muhammadiyah.or.id melaporkan, Senin (9/4).

Menilik fenomena ini, tidak hanya selesai pada studi akademik, Malang (UMM) juga membekali mahasiswa mereka dengan program Baca Tulis Quran (BTQ).

Hadirnya program ini menjadi salah satu upaya bagi UMM untuk menjamin seluruh alumninya yang beragama Islam dapat membaca Al-Quran.

Ada dua jalur yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Bagi mereka yang sudah bisa mengaji, dapat mengikuti alur tes, sedangkan bagi yang belum punya kemampuan mengaji dengan baik, pemahaman tajwidnya masih kurang, dapat mengikuti alur bimbingan.

“Bagi mahasiswa yang mengikuti alur bimbingan, menempuh 13 pertemuan dalam semester dengan target menyelesaikan dua modul pembelajaran. Sedangkan mahasiswa yang mengikuti alur tes, akan melewati tiga tahap, yaitu tes tulis, tes baca dan yang terakhir pengetahuan terkait tajwidnya,” urai Ketua Markaz Da’wah wa Khidmatul Mujtama’ (MDKM) UMM Shofron Hidayat.

Semarak literasi Quran ini menjadi salah satu bentuk usaha pencapaian  visi misi UMM untuk menghasilkan civitas akademika yang memiliki perilaku sesuai nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan. Program ini juga menjadi usaha untuk mewujudkan profesionalitas kelembagaan universitas berdasarkan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan.

“Program ini muncul melihat latar belakang mahasiswa UMM yang beraneka ragam, jadi tidak semuanya mempunyai basic agama yang baik padahal membaca Al-Quran merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim,” tambahnya.

UMM ini sudah berlangsung sejak tahun 2009 meskipun SK baru turun pada tahun 2014 dengan Nomor: 293/SK- PMABA-UMM/IX/2014. BTQ juga menjadi salah satu program yang disyaratkan untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN). Bukan hanya itu, sertifikat BTQ juga menjadi salah satu syarat pengajuan ujian tugas akhir atau skripsi.

“BTQ tidak hanya menyelesaikan kurikulum saja, lebih dari itu program ini memberikan wawasan mahasiswa pada nilai-nilai Islam. Hal ini kami tegaskan dengan menggaungkan konsep bukan BTQ melainkan semarak literasi Quran,” tambah Ir. Muhtadawati selaku Kepala Bagian al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) UMM. (T/R11/RI-1)

Miraj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.