Tel Aviv, MINA – Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv sejak Selasa (25/4). Mereka memprotes perubahan sistem peradilan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang dinilai bisa melemahkan fondasi demokrasi.
Seperti dikutip dari CNN, demo kali ini sebagai “pesta kemerdekaan.” Aksi tersebut mencakup kemeriahan dari musik-musik, penyanyi terkenal, dan pidato dari pemimpin protes.
“Israel memperingati 75 tahun sejak berdirinya, sementara di bawah, serangan tanpa henti terhadap demokrasi Israel mencabik-cabik masyarakat,” demikian pernyataan resmi penyelenggara demo, seperti dikutip dari Times of Israel.
Namun, serangan tersebut, lanjut pernyataan itu, akan dilawan jutaan warga Israel yang mencintai negaranya.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
“[Masyarakat] tak akan menyerah soal demokrasi dan kesetaraan meski hanya secuil,” imbuh pernyataan itu.
Sejumlah tokoh terkemuka anti-pemerintah juga tampak hadir. Mereka yakni mantan menteri pertahanan dan kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF), Moshe Ya’alon; eks komandan Angkatan Udara Israel, Dan Halutz; serta aktris ternama, Hanna Azoulay Hasfari.
Menanggapi demo itu, polisi Israel mengeluarkan peringatan terkait kemacetan parah di Tel Aviv.
Tidak hanya di Tel Aviv, unjuk rasa juga berlangsung di Yerusalem. Ribuan orang menghadiri demo di dekat Gunung Herzl. Protes juga berlangsung di Raanana, Yehud, dan Zichron Yaakov.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Israel tengah bergejolak usai Netanyahu berencana merombak sistem peradilan.
Nantinya, sistem itu memberikan kendali lebih banyak kepada politisi dan mengurangi peran Mahkamah Agung.
Protes pun berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Netanyahu lalu mengumumkan menunda sementara pengesahan sistem peradilan. Namun, dia menegaskan bakal mengesahkan rancangan itu.
Demo terhadap reformasi tersebut pun terus berlangsung. (T/RE1/P2)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Mi’raj News Agency (MINA)