Kairo, MINA – Abdullah Morsi, putra bungsu mendiang Presiden Mesir Mohamed Morsi meninggal pada usia 24 tahun karena serangan jantung di sebuah rumah sakit di Giza, selatan ibu kota Kairo, Rabu (4/9), Al Jazeera dan beberapa media melaporkan.
Mohammed Mursi dikudeta militer tahun 2015, meninggal dalam tahanan di penjara Mesir pada 17 Juni lalu.
Abdullah putranya muncul sebagai juru bicara keluarga setelah ayahnya meninggal. Beberapa hari setelah ayahnya meninggal, Abdullah menuduh para pejabat keamanan berada di belakang kematian ayahnya, demikian Middle East Eye melaporkan.
Ia mengidentifikasi beberapa tokoh, termasuk Menteri Dalam Negeri saat ini Mahmoud Tawfiq, pendahulunya Majdi Abdel Ghaffar serta Mohamed Shereen Fahmy, hakim yang mengawasi persidangan Mohamed Morsi, sebagai “kaki tangan” dalam “pembunuhan terhadap martir, Presiden Morsi.”
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mohammed Morsi, seorang tokoh Ikhwanul Muslimin, terpilih dalam pemilihan presiden pertama Mesir secara demokrasi pada 2012, setelah pemberontakan rakyat menggulingkan pemimpin lama Hosni Mubarak.
Abdullah juga menghabiskan satu tahun di penjara setelah kudeta tahun 2015, kemudian .juga ditahan sebentar akhir tahun lalu karena tuduhan menyebarkan berita palsu tentang kasus terkait meninggalnya ayahnya.
Mohamed Soltan, seorang mantan tahanan politik di Mesir, meratapi kematian Abdullah dalam unggahannya di Twitter yang mengisahkan keberanian almarhum sebagai aktivis ketika keduanya bersama di penjara pada tahun 2015. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)