Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rektor UIN Palembang: Selamat Datang UIII

Hasanatun Aliyah - Jumat, 14 Juni 2019 - 14:57 WIB

Jumat, 14 Juni 2019 - 14:57 WIB

13 Views

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Prof. Drs. H.M. Sirozi.

Palembang, MINA – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Prof. Drs. H.M. Sirozi mengucapkan selamat datang atas keberadaan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).

Alhamdulillah, dengan dilantiknya Professor Komaruddin Hidayat sebagai Rektor (UIII), keberadaan Universitas Islam Internasional Indonesia semakin nyata adanya. UIII akan melengkapi 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang sudah ada dan beberapa Perguruan Tinggi BHMN (Badan Hukum Milik Negara) yang sudah berjalan,” kata Rektor Sirozi demikian siaran tertulis yang diterima MINA, Jumat (14/6).

Ia melanjutkan, karena proses pendiriannya yang cepat dan sosoknya yang bongsor, paling tidak dilihat dari status kelembagaan dan rencana anggaran, maka tidak heran ada yang melihat UIII seperti “Bayi Ajaib”.

“Apapun nick name yang kita berikan, UIII adalah amanah besar dari negara yang dititipkan kepada Kemenag. Cara dan kemampuan kita dalam mengemban amanah ini akan sangat besar pengaruhnya terhadap citra dan reputasi Kemenag dalam bidang pendidikan tinggi,” jelasnya.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Menurutnya, melihat dan menilai keberadaan UIII tidak bisa sepenuhnya menggunakan kacamata PTKI pada umumnya.

“Dari penjelasan yang saya dengar dan dokumen yang saya baca, UIII adalah sebuah proyek sangat strategis, untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi dunia untuk kajian keislaman, bukan sekedar untuk pengembangan IPTEK, perluasan akses pendidikan tinggi, dan penyiapan SDM pembangunan, sebagaimana tujuan lembaga-lembaga pendidikan tinggi pada umumnya di Indonesia,” paparnya.

Sebenarnya, harapan yang dititipkan kepada UIII untuk menjadi pusat destinasi studi Islam dunia  sudah dititipkan di semua PTKI, khususnya UIN yang saat ini berjumlah 17 dan tersebar di berbagai wilayah NKRI. Tetapi, kelihatannya kemampuan UIN untuk memenuhi harapan tersebut masih sangat terbatas. UIN masih harus berkutat dengan kebutuhan sarpras, perluasan akses, dan pengembangan kelembagaan. Hingga saat ini, baru lima dari 17 UIN yang terakreditasi A dan empat dari lima tersebut ada di pulau Jawa.

Kita sering gregetan mengamati dinamika perkembangan kajian Islam di dunia. Islam Indonesia yang memiliki begitu banyak sumber daya manusia yang berkualitas dan bereputasi dunia ternyata belum mampu berkontribusi secara maksimal dalam dinamika perkembangan pemikiran Islam di dunia.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Dalam hal ini, kita harus mengakui bahwa kita masih tertinggal dari negara-negara Muslim yang jauh lebih kecil, seperti: Mesir, Iran, Maroko, Turki, dan Yordania. Kenapa, misalnya, pemikiran dan pesan keagamaan yang begitu penting dan berpengaruh harus muncul dari “Amman Messages”, bukan dari “Jakarta Messages” atau “Yogyakarta Messages” atau “Surabaya Messages”

“Kita do’akan kiranya Professor Komaruddin Hidayat bisa menakhodai dan menghantarkan UIII menjadi pusat destinasi studi Islam dunia. Aamiin yaa Rabbal aalamiin,” tambahnya. (R/R10/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
Indonesia