Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana Induk Riset Nasional Kemaritiman Sedang Disiapkan

Risma Tri Utami - Ahad, 12 November 2017 - 16:09 WIB

Ahad, 12 November 2017 - 16:09 WIB

142 Views ㅤ

(Foto: Humas Kemenristekdikti)

 

(Foto: Humas Kemenristekdikti)

Semarang, MINA – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir mengatakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sudah membuat sebuah desain untuk riset, yaitu Rencana Induk Riset Nasional yang di dalamnya mencakup tentang kemaritiman untuk mengembangkan potensi laut Indonesia.

“Riset ini menyangkut eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut,” kata Menristekdikti saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional Keluarga Alumni Perikanan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Sabtu (11/11).

Seminar yang mengusung tema ‘Kiprah Perguruan Tinggi pada Kebijakan Poros Maritim Dalam Mendukung Upaya Ketahanan Pangan’ tersebut juga menhadirkan Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri dan Direktur Utama BTN Maryono. Demikian keterangan yang diterima MINA

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Indonesia, tambah menteri, sangat potensial menjadi negara maritim dengan kekayaan laut dan pulau yang dimilikinya. Sejalan dengan misi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, Presiden Joko Widodo sangat memfokuskan bidang maritim untuk meningkatkan perekonomian.

Selain itu menurut Nasir, teknologi juga berperan penting dalam eksplorasi potensi yang ada di laut. “Untuk meningkatkan hasil dari potensi laut di Indonesia, teknologi untuk industri perikanan harus mengikuti perkembangan. Teknologi tersebut seperti diterapkan dalam pembuatan kapal pelat datar yang menggunakan baja tanpa lekukan,” ungkap Nasir.

Di samping itu, Nasir menerangkan ada beberapa isu bidang maritim yang perlu diperhatikan, diantaranya: Kurangnya infrastruktur maritim pendukung bisnis dan industri; Kurangnya pasok SDM kelautan terkait industri/usaha kelautan; Belum banyak kerjasama dengan universitas; Lembaga riset kelautan belum menjadi prioritas; Budaya kelautan belum menarik perhatian masyarakat; Topik riset kelautan masih belum banyak; dan Belum banyak kerjasama dengan industri terkait riset kelautan.

“Hal-hal tersebut menjadi tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam pembangunan maritim,” ujarnya.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Mengikuti perkembangan zaman yang telah memasuki era ekonomi digital, Nasir juga mengungkapkan bahwa inovasi diperlukan dalam pengembangan program studi perikanan dan kelautan.

“Prodi-prodi kekinian menjadi sangat penting, jika tidak maka akan tertinggal. Contohnya di perikanan yang sarat dengan teknologi informasi, dosen-dosennya bisa saja berlatar belakang IT atau bisa berkolaborasi dengan jurusan IT,” tutur Nasir. (R/R09/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Kolom
Ekonomi
Ekonomi
Pendidikan dan IPTEK