Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Ramadhan H14: Uji Kesabaran

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 7 Mei 2020 - 16:06 WIB

Kamis, 7 Mei 2020 - 16:06 WIB

4 Views

Oleh Ali Farkhan Tsani, Direktur Islamic Center Ma’had Tahfiz Daarut Tarbiyah Indonesia (DTI Foundation) Bekasi Jabar

Sabar bukan berarti lemah tak berdaya dan bukan pula pesimis menatap masa depan. Sabar juga tidak dimaknai sebagai menyerah, pasif dan berdiam diri tanpa kegiatan kebaikan.

Misalnya seorang pedagang yang baru membuka tokonya. Dalam bulan pertama ternyata belum mendapatkan keuntungan. Malah harus menanggung beban sewa tempat, gaji karyawan dan lainnya. Maka, sang istri yang bijak tidak memarahi suaminya karena tidak bisa mengurus toko. Namun, ia akan mengatakan, “Sabar ya, Mas. Namanya juga usaha. Mungkin ada hal-hal yang perlu diperbaiki.”

Ya, inilah sabar yang menggugah untuk berusaha lebih baik lagi. Bukan sabar, “Ya sudahlah, jalani saja.” Tidak! Tapi ia mesti mengevaluasi dari sisi promosi, pelayanan, kondisi dan harga barang, letak tempat dan lainnya.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Sehingga setelah diperbaiki, kemudian ada keuntungan. Ia tentu akan bahagia, karena telah menjalankan kesabaran.

Seorang santri calon penghafal Quran, ketika tahun pertama mondok jangankan satu juz. Satu halaman saja susah sekali hafalnya.

Di sini pun sang santri harus bersabar. Sabar dalam arti mengevaluasi kembali apa penyebabnya? Bisa jadi waktunya yang kurang konsisten, atau bacaannya yang belum fasih. Bisa juga kurang bimbingan dan kontrol dari gurunya. Atau lemahnya dukungan orang tua dan lingkungan yang kurang kondusif.

Sabarnya santri adalah berusaha kembali mengatasi semua kendala itu, tidak membiarkannya terbelenggu dalam kepasrahan.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Kelak jika tahun kedua ia mampu menghafal satu juz saja. sungguh kebahagiaan tak terkira bagi dirinya dan kedua orang tuanya.

Begitulah hidup, sesungguhnya adalah uji kesabaran akan keimanan kita dalam menjali roda kehidupan. Sabar dalam menjalankan perintah Allah, sabar dalam menjauhi larangan-Nya dan sabar dalam menghadapi ujian dari-Nya.

Demikianlah halnya dengan kehadiran puasa Ramadhan. Ia merupakan amal ibadah melatih kesabaran umat dalam menjalakan syariat-Nya di permukaan bumi ini.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan di dalam haditsya:

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

سُبْحَانَ اللَّهِ نِصْفُ الاْيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ يَمْلاُ الْمِيزَانَ وَاللَّهُ أَكْبَرُ يَمْلاُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلاَرْضِ وَالْوُضُوءُ نِصْفُ الاْيمَانِ وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ

Artinya : “Subhanallah sebagian dari iman, alhamdulillah memperberat timbangan, allahu akbar memenuhi langit dan bumi, wudhu sebagian dari iman, dan berpuasa sebagian dari sabar”. (HR Ad-Darimi).

Karena itu, marilah kita latih jiwa raga kita dalam sebulan penuh Ramadhan ini dengan berbagai macam kesabaran.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang mampu bersabar dalam mencapai ridha-Nya. Aamiin. (A/RS2/P1)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Ramadhan
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Ramadhan
Ramadhan