Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Ramadhan H22: Angan-Angan Belaka

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 15 Mei 2020 - 23:11 WIB

Jumat, 15 Mei 2020 - 23:11 WIB

7 Views

Oleh Ali Farkhan Tsani, Direktur Islamic Center Ma’had Tahfiz Daarut Tarbiyah Indonesia (DTI Foundation) Bekasi Jabar

 

Acapkali kita berangan-angan, “Seandainya aku kaya, tentu aku akan banyak membantu sesama”.

Atau berandai-andai, ”Doakan jika proyek ini berhasil, insya-Allah saya akan berinfak banyak.” Dan kalau-kalau lainnya.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Mengapakah tidak sebaliknya, bagaimana kalau membantu sesama tidak harus menunggu kaya. Juga akan bersedekah sebelum proyek berjalan, tidak menunggu gol proyek.

Namun, ya begitulah manusia, pandai berangan-angan melebihi kapasitas dirinya. Bahkan kadang berangan-angan yang hanya isapan jempol, mimpi belaka.

Beda dengan kalau misalnya kita punya mimpi besar, ingin membangun rumah tahfidz misalnya. Lalu keinginan ini secara bertahap diwujudkan, mulai dari mengajar Quran satu-dua anak. Atau seseorang punya impian punya usaha besar, terus ia mulai wujudkan dari dagang kecil-kecilan. Sebab yang besar itu ya dimulai dari yang kecil dulu.

Apalah lagi dalam amal ibadah. Niat baik itu sudah bagus. Namun pengamalan bukanlah hanya angan-angan. Tapi perlu pembuktian.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Pantaslah kalau Ulama salaf Hasan al-Bashri menyimpulkan :

لَيْسَ الْإِيْمَانُ بِالتَّحَلِّي وَلَا باِلتَّمَنِّي وَلَكِنْ مَا وَقَرَ فِي الْقَلْبِ وَصَدَّقَتْهُ الْأَعْمَالُ

Artinya: ”Iman itu bukanlah angan-angan, melainkan keyakinan di dalam hati,dan diamalkan dalam perbuatan.’ (HR Dailami dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu).

Ya, bulan Ramadhan mengajarkan kita untuk pembuktian itu. Kita berpuasa, shalat malam (tarawih), tadarus Quran, bersedekah, dll. Itu latihan pembuktian keimanan, sehingga meraih ridha dan ampunan Allah.

Jangan juga hanya angan-angan belaka. “Saya ingin khatam Quran, tapi tak baca. Saya akan sedekah, tapi tak buka dompet. Saya hendak memaafkan, tapi masih memendam dendam.”

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Lalu, mau sampai kapan lagi kita diperbudak nafsu sendiri. Mau sampai Ramadhan kapan lagi?

Semoga Ramadhan ini dapat mengantarkan kita untuk istiqamah dalam membuktikan kadar iman dan takwa kita. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Rekomendasi untuk Anda

Ramadhan
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Ramadhan
Ramadhan