Jakarta, MINA – Umat Islam dari berbagai penjuru Indonesia hari ini, Ahad (2/12) menggelar Reuni Akbar 212 di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Acara itu dihelat sejak sebelum Shubuh hingga menjelang Dzuhur.
Menurut ketua panitia acara, Ustaz Muhammad Yusuf Martak, jumlah yang hadir mencapai 8 juta orang. Jumlah itu lebih besar dari prediksi saat aksi itu sendiri pada dua tahun silam yang mencapai 7 juta orang.
Membludaknya peserta aksi damai dari Monas hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI), Pasar Baru, hingga Patung Kuda, ternyata membawa berkah tersendiri bagi Pedagang Kaki Lima (PKL).
“Alhamdulillah hari ini lebih dari cukup yang didapat. Biasanya kalau jam segini belum banyak yang terjual,” kata Sunandar, salah satu penjual es cendol kepada MINA di lokasi.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Menurut lelaki parubaya itu, Reuni Akbar 212 sangat damai. Tidak ada kekhawatiran akan terjadi kericuhan seperti yang diberitakan sejumlah media.
“Tidak ada mas. Tidak ada kericuhan. Saya dari pagi di sini aman-aman saja,” kata lelaki berusia 42 tahun asal Magetan, Jawa Timur itu.
Apa yang dirasakan Sunandar tak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan Andri, sesama Pedagang Kaki Lima. Andri mengaku hampir setahun terakhir mencari nafkah di ibu kota dengan menjajakan cilok isi buatannya sendiri.
“Saya hampir setahun jualan cilok di Jakarta. Tahun lalu saya belum merasakan aksi ini. Sekarang saya merasakan sendiri,” katanya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Lelaki asli Indramayu, Jawa Barat ini mengaku bingung dengan jumlah peserta yang begitu besar, tetapi bisa berjalan begitu damai tanpa ada keributan.
“Saya nggak nyangka jumlahnya bakal sebesar ini. Karena yang saya lihat di media kayaknya nggak segini jumlahnya. Tapi saya lebih nggak nyangka lagi ternyata aksinya bisa begitu damai,” katanya. (L/R06/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon