Jakarta, MINA – Ketauhidan mendasari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Demikian dikatakan pengamat politik, Rocky Gerung dikutip MINA dari podcast Rocy Gerung bersama wartawan senior Forum News Network (FNN), Hersobeno Arief, di kanal youtube Rocky Gerung Official, pada Rabu, (17/8).
Menurut Rocky, pada awal kemerdekaan, semua pemimpin bangsa adalah Islam. Hanya berbeda perspektif seperti marxisme, liberalisme, tapi semua berbasis Islam.
“Anti kolonialisme selalu dimulai dari pesantren. Dimulai dari tokoh-tokoh agama yang merasa keadilan justru tidak bisa dirasakan selama ada eksploitasi (penjajahan),” katanya.
Sesuai dengan ajaran Islam, eksploitasi merupakan perbuatan yang dilarang, seperti penjajahan pada masa kolonial di Indonesia sebelum merdeka. Bahkan, kesetaraan manusia justru merupakan dasar antropologi dari Politik muslim atau filosofi muslim.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Hal ini diungkapkan Rocky menanggapi pemberitaan Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 di Ponpes Al-Mukmin Ngruki yang dihadiri pendiri Ponpes, Ustaz Abu Bakar Ba’asyir. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy hadir sebagai inspektur upacara.
Menurut Rocky, peristiwa tersebut mestinya menjadi momentum berhentinya islamofobia di Indonesia.
“Kita bisa mulai mendirect Indonesia melalui upacara (HUT kemerdekaan RI) di Ngruki. Ini adalah sebuah revolusi mental bahwa di Ngruki dikerek bendera merah putih, yang tadinya adalah sarang teroris, ya sarang intel juga. Tapi persepsi itu hilang karena mereka membuktikan kalau mereka cinta NKRI,’’ katanya.
Adapun pemikiran Ngruki itu tetap keras, tentu, sama dengan pemikiran FNN (Forum News Network milik wartawan senior, Hersobeno Arief) keras karena melihat ketidakadilan.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Menanggapi pernyataan tersebut, Hersubeno Arief mengatakan, seharusnya islamofobia itu hilang karena simbol pemerintah itu hadir di situ melalui Menko PMK, Muhadjir Effendy, yang juga tokoh Muhammadiyah, sebagai inspektur upacara.(L/cha/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka