Jeddah, MINA – Pemerintah Arab Saudi melibatkan beberapa perempuan dalam pengamanan penyelenggaraan haji tahun ini.
Salah seorang di antaranya, Nuha al-Ghamidi yang sehari-hari bertugas di Pusat Operasi Keamanan Nasional Saudi, kini pada musim haji bertugas menerima panggilan telepon di call centre dan memastikan keamanan para jamaah saat ibadah haji.
“Saya dan keluarga bangga dengan pekerjaan saya di Departemen Keamanan. Ini juga tercermin dalam panggilan telepon. Banyak warga yang mengucapkan terima kasih dan penghargaan. Mereka juga menyambut kehadiran saya,” Nuha kepada Associated Press, seperti dikutip dari Voice of America, Jumat (16/7).
Melibatkan perempuan dalam menjaga keamanan merupakan salah satu reformasi yang dilakukan oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Keterlibatan perempuan dalam proses pengamanan sebetulnya mengundang reaksi pro dan kontra. Namun rekan kerja Nuha yang hanya ingin disebut bernama Riham, mengaku, ia tidak menghadapi masalah di tempat kerjanya, termasuk dari rekan kerja pria.
Sementara Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengatakan, jamaah haji akan diterima pada 17-18 Juli 2021 di empat pusat, sebelum berangkat ke Masjidil Haram dengan bus untuk melakukan tawaf kedatangan.
Sudah itu Wukuf di Padang Arafah sebagai puncak dari ibadah haji jatuh pada 19 Juli (9 Dzulhijjah 1442H).
Tahun ini, Pemerintah Arab Saudi membatasi jumlah orang yang diizinkan melakukan haji sebanyak 60.000 orang.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran pandemi virus corona (COVID-19) dan munculnya mutasi baru. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan