SAUDI TAK AMBIL UNTUNG DALAM PENYELENGGARAAN HAJI

Untitled
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al Mubarak. (foto: liputan6)

Jakarta, 29 Dzulqo’dah 1435/24 September 2014 (MINA) – Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al Mubarak mengatakan tidak mengambil keuntungan dalam penyelenggaraan .

“Kami tidak mengambil keuntungan satu senpun dari . Semua fasislitas, termasuk visa kami gratiskan,” kata Al Mubarak dalam perayakan Hari Nasional Arab Saudi ke-84 di Jakarta.

Peringatan Hari Nasional Arab Saudi yang jatuh setiap 23 September ini turut dihadiri sejumlah pejabat pemerintah setingkat menteri dan juga sejumlah tokoh masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut Duta Besar juga menegaskan soal pengurangan kuota haji akibat renovasi Masjidil Haram.

“Pengurangan itu telah dilakukan sejak tahun lalu, di mana kuota dikurangi sebesar 20%. Tidak hanya untuk Indonesia saja, tetapi untuk seluruh negara Islam. Rencananya akan selesai pada musim haji tahun depan dan situasi akan kembali normal,” jelasnya.

Dalam sambutannya, Mustafa menyebut, banyaknya orang Indonesia yang datang Arab Saudi untuk beribadah dan belajar.

“Ada ratusan bahkan ribuan orang Indonesia datang ke Arab Saudi untuk umrah, haji atau datang untuk belajar,’ kata Mustafa.

Ketika disinggung tentang masalah kenakalan pemondokan haji (majmu’ah), Pemerintah Arab Saudi mengaku tidak bisa menindak ‘kenakalan’ yang dilakukan penyedia akomodasi yang menempatkan jamaah haji di pemondokan yang berada di luar Markaziyah (Kompleks Pemondokan). Pemerintah Arab Saudi akan melakukan itu, jika ada permintaan dari Indonesia.

“Pemerintah Arab Saudi tidak ikut campur dalam hal ini, kecuali jika diminta,” kata Al Mubarak.

Menurut Musthafa, pemondokan di luar markaziyah merupakan tanggung jawab Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama dan  penyedia akomodasi.

Sebelumnya, Komisi Pengawas Haji Indonesia menemukan sekitar 17 ribu jamaah Haji Indonesia menjadi korban kenakalan yang dilakukan oleh sembilan penyedia akomodasi (Majmuah). Pemondokan mereka terletak di luar komplek, Masjid Nabawi dan fasilitas yang sangat minim. Sembilan penyedia nakal tersebut ialah Sattah, Andalus, Mawaddah, Manazili, Manazil Mukhtaro, Sais Makki, dan Ilyas.

Sejumlah tokoh tampak hadir dalam acara ini seperti Wakil Menteri Agama Nazaruddin Umar, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring, Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Assegaf, Wakil Menteri Pertahanan Syafri Syamsuddin, Hakim MK Patrialis Akbar, serta duta-duta besar negara sahabat.

Kerajaan Islam Arab Saudi didirikan oleh raja pertama Arab Saudi Abdul Aziz Al Sauf pada 1932 atau 84 tahun lalu. Dan sejak lama hubungan Indonesia dan Arab Saudi terjalin erat, terutama dalam bidang ekonomi juga keagamaan. (L/P04/P007/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Comments: 0