Jakarta, 21 Shafar 1438/21 November 2016 (MINA) – Sekertaris Jenderal Asbisindo Achmad K Permana menyatakan perbankan syariah mengalami pertumbuhan sangat pesat.
Menurut data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang perbankan syariah per 30 September 2016 tercatat total aset 331,76 Triliun yang berarti mengalami pertumbuhan 17,58 persen year on year (YOY).
“Pertumbuhan ini, ditopang dengan pencapaian penghimpunan dana pihak ketiga sebesar Rp 235,01 Triliun atau mengalami pertumbuhan 12,91 persen YOY dengan perkiraan bertumbuh aset pada 2017 sebesar Rp 35 sampai 40 Triliun atau 12 sampai 15 persen dari tahun 2016,” kata Achmad saat konferensi pers di Kantor Pusat BNI Syariah, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (21/11) siang.
Dia menambahkan, pencapaian total aset tersebut adalah tertinggi dalam sejarah dan berarti secara pangsa pasar perbankan syariah terhadap perbankan nasional telah mencapai 5,3 persen.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Alhamdulilah, jebakan pangsa pasar 5 persen telah dilampaui, pencapaian ini patut disyukuri mengingat situasi ekonomi makro dunia domestic yang kurang kondusif untuk melakukan pertumbuhan usaha,” terang Achmad.
Menurutnya pencapaian ini, akan dijadikan momentum bagi perbankan syariah untuk dapat terus bertumbuh dengan konsisten.
Berkualitas dan berkesinambungan sampai dengan akhir tahun 2016 dan menjelang tahun 2017. Karena itu hal yang bersifat positif terus digali dan dikembangkan sedangkan yang kurang mendukung perkembangan dicarikan solusinya.
Hal yang dipandang sangat menunjang perkembangan perbankan syariah adalah kesempatan menjadi BO 1 dan BO 2 yang berarti perbankan syariah telah memiliki akses dalam melayani rekening institusi-institusi pemerintah.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Kontribusi penting dana haji yang terus bertumbuh serta konsistensi industri dalam memperluas, dan mendalami pasar retil melalui kegiatan iB Marketing campaign yang dilakukan rutin setiap bulan di kota-kota yang berbeda diseluruh Indonesia,” ujar Achmad.
Dalam rangka mendukung perkembangan industri syariah kedepan dan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) bidang sektor finansial yang akan diberlakukan pada 2020.
Dimana dibutuhkan industri perbankan syariah yang tangguh dan efisien agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah yang unggul, hadir pula Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono, Direktur Eksekutif Beny Wicaksono dan Ketua Bidang Sertifikasi Profesi Putu Rahwidhiyasa. (L/P002/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon