Bogor, 26 Rajab 1436/15 Mei 2015 (MINA) – Sekolah Guru Indonesia (SGI), salah satu program Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa Harian REPUBLIKA, terus melaksanakan program peningkatan kualitas guru melalui tiga program unggulan yaitu Executive Class, Professional Class dan School Of Master Teacher (TMT).
Abdul Qadir Munir, Pimpinan Pondok Pesanteren Modern Al-Fatah Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara, yang juga peserta Pelatihan SGI Angkatan XI di Bogor, 4 Mei-5 Juni, mengatakan kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (14/5), ia merasakan manfaat pelatihan bagi peningkatan kualitas guru-guru Indonesia itu.
Iwan Setiawan, peserta lainnya asal Dompu NTB, mengatakan, pelatihan guru itu cukup bagus dan menyenangkan, karena memberikan materi profesionalitas guru dengan didampingi alumni-alumni SGI yang sudah profesional.
Menurut Direktur SGI, Agung Pardini, sampai saat ini proses peningkatan kualitas guru Indonesia oleh pemerintah dianggap masih kurang. Banyak lulusan keguruan yang tidak bisa mengajar dengan baik dan banyak perguruan tinggi keguruan yang belum maksimal dalam mencetak guru profesional.
Baca Juga: Presiden Prabowo Beri Amnesti ke 44 Ribu Narapidana
“Sekolah Guru Indonesia terus berusaha mencari solusi untuk memfalisitasi guru-guru Indonesia, khususnya guru-guru terpencil dari berbagai daerah untuk meningkatkan kualitas pengajaran,” ujar Agung dalam sessi pelatihan guru.
Namun menurut Agung, sampai saat ini yang masih perlu dibenahi adalah bagaimana mengubah pola piker dan pembentukan kerakter guru.
Sekolah Guru Indonesia meluluskan 11 angkatan, dengan jumlah guru yang dilatih sebanyak 363 orang, tersebar di 20 provinsi di Indonesia, dan dari 111 sekolah.
Agenda pelatihan SGI terdiri dari: pekan pertama masa orientasi, pekan kedua efektif kuliah, pekan ketiga praktik lapangan dan pekan terakhir evaluasi sekaligus penutupan.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Masa orentasi Sekolah Guru Indonesia bekerja sama dengan Pusat Pendidikan Zeni (PUSDIKZI) TNI-AD dengan materi PBB, Outbond dan Simulasi Peperangan.
Peserta Sekolah Guru Indonesia angkatan XI berasal dari sekolah-sekolah terpencil yaitu Halmahera Utara, Sulawesi Barat, Dompu NTB, Kubu Raya Kalimantan Barat, Nunukan, Medan dan Pandeglang Banten. (L/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan