Oleh: Illa Kartila – Redaktur Senior Miraj Islamic News Agency/MINA
Calon wali kota London, Inggris dari kubu Partai Buruh, Sadiq Khan (45 tahun) – kandidat Muslim pertama – Jumat (waktu setempat) terpilih menjadi Wali Kota London, setelah mengalahkan rivalnya utamanya dari kubu Partai Konservatif, Zac Goldsmith (41tahun).
Menurut harian The Guardian, Khan memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 44 persen, sementara Goldsmith hanya berhasil meraih 35 persen suara dari total suara yang masuk sebanyak 80 persen.
Dengan kemenangannya ini Khan akan menggantikan wali kota sebelumnya yang dijabat Boris Johnson dan berkuasa selama delapan tahun. Peristiwa ini menandai sejarah baru, untuk pertama kalinya seorang Muslim memimpin Kota London.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Di Eropa, Khan merupakan Muslim kedua yang menjadi wali kota, setelah sebelumnya ada Ahmed Aboutaleb yang menjadi Wali Kota Rotterdam, Belanda. Aboutaleb, politisi Partai Kerja kelahiran Maroko, terpilih menjadi wali kota pada 2009.
Sadiq Khan adalah anak dari seorang sopir bus dari Pakistan yang menjadi imigran di London. Khan tumbuh besar di lingkungan kelas menengah dan pernah bekerja sebagai pengacara kasus HAM sebelum menjadi menteri di pemerintahan.
Menurut Khan, keluarganya pindah ke London dari Pakistan pada 1960. Ayahnya menjadi supir bis selama 25 tahun, sementara ibunya hanyalah seorang penjahit pakaian. Orang tuanya tinggal di rumah subsidi pemerintah sehingga mereka bisa menabung untuk membeli rumah sendiri.
Ia bergabung dengan Partai Buruh pada usia 15 tahun dan ditunjuk sebagai anggota majelis di daerah yang dikuasai Partai Konservatif di London, Wandsworth, pada 1994.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Tahun 2008, Perdana Menteri saat itu Gordon Brown mengangkatnya menjadi menteri komunitas sebelum menjadi menteri transportasi, sekaligus menjadi menteri Muslim pertama yang menghadiri sidang kabinet.
Sementara Zac Goldsmith adalah seorang aktivis lingkungan dan anggota parlemen dari Partai Konservatif. Dia adalah putra taipan keuangan James Goldsmith. Goldsmith berulang kali melancarkan kampanye yang menuduh Sadiq mendukung kelompok ekstremis Islam.
Namun, serangan Goldsmith justru efektif membangun solidaritas kelompok minoritas di London untuk mendukung Khan. Laman web http://politicalscrapbook.net memaparkan, kota-kota kecil dengan kelompok etnik minoritas memberi dukungan kepada Khan hingga 60 persen.
Imigran Asia dan kulit hitam, Muslim, Sikh, Hindu, dan terutama India juga mendukung Khan. Kantor Berita AFP juga mencatat, kampanye hitam yang dilancarkan Goldsmith justru memicu preferensi para pemilih untuk beralih memilih Khan.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Popularitas mantan Menteri Transportasi terus melejit di kalangan Partai Buruh. Pemilihan Wali Kota London kali ini berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya karena seorang kandidat Muslim di berbagai survei menunjukkan posisi yang sangat diunggulkan seperti dikutip situs web sadiq.london.
Meski London dalam 8 tahun terakhir dipimpin oleh Boris Johnson – yang mendukung kampanye pesaing terdekat Sadiq, yakni Zac Goldsmith, namun dukungan politik buat politisi Muslim itu terus menguat terutama karena susunan demografi Kota London yang unik. Satu dari tiap delapan warganya adalah penganut agama Islam.
“Saya ingin Muslim Inggris yang menaklukkan ekstrimisme dan radikalisme,” kata Shadiq
Sejarah baru
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Khan yang lahir di London pada tahun 1970 dibesarkan di rumah susun dengan enam kakak dan adik perempuannya di Tooting, daerah di London selatan dengan etnis beragam.
Terpilihnya Khan sebagai pimpinan dari kota yang berpenduduk 8,5 juta jiwa itu membuat Islam di London mencatat sebuah sejarah baru. Pria Muslim itu mengawali karir politiknya dari seorang pengacara yang juga pegiat hak asasi manusia.
Pada tahun 2005, Sodiq mulai menancapkan kakinya di kancah politik tingkat nasional. Ketika itu, ia memenangkan pemilu untuk Partai Buruh di daerah pemilihan Tooting. Saat itu pula dia mendapatkan penghargaan sebagai anggota parlemen baru terbaik dalam pemilihan anggota parlemen teladan.
Karir politik Sadiq juga dipandang cukup gemilang. Pasalnya, ia dipercaya menjadi Menteri Transportasi sekaligus Muslim dan keturunan Asia pertama yang masuk ke dalam kabinet pemerintahan Inggris di era Perdana Menteri Gordon Brown (2009).
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Tak hanya itu, Sadiq pun berhasil mempertahankan daerah pemilihannya di Tooting dalam pemilu 2010 dan 2015, meskipun tahun 2015 adalah masa sulit bagi Partai Buruh, partai yang membawanya ke kancah politik di Inggris.
Sadiq juga mengungkapkan, semua saudara kandungnya mendapatkan pendidikan yang sangat bagus di sekolah negeri dan tidak menciptakan tumpukan utang. Kehidupan yang jauh dari kemewahan tidak memupuskan semangat Sadiq menimba ilmu.
Awalnya ia berniat untuk menjadi dokter gigi. Namun, seorang guru menyarankannya untuk mempelajari ilmu hukum, menimbang sifat Sadiq muda yang sangat senang berargumen dan menggandrungi program televisi “LA Law”.
Pilihan jatuh ke jurusan hukum di Universitas London Utara, demikian dikutip publikasi “The New Statesman” (11/3/2016) seperti disiarkan oleh Antara.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Usai kuliah, Sadiq menjadi pengacara dan membuka firma hukum bersama mitranya Louise Christian. Firma “Christian Khan” itu beroperasi 1997-2005 dan mempekerjakan sekitar 50 orang pegawai.
Memilih karir sebagai pengacara hak azasi manusia, Sadiq tercatat telah menangani kasus-kasus gugatan terhadap polisi, perselisihan kerja, hukum yang diskriminatif, dan kejahatan terhadap kelompok minoritas.
Terpilihnya Khan sebagai Wali Kota London, diperkirakan akan mengurangi Islamfobia di seluruh Eropa. Fobia itu sepertinya hanya sesuatu yang “maya”. Sejatinya, pada era yang semakin modern ketika manusia atau penduduk lebih melihat karakter kepemimpinan yang bersih, sekat sektarian mulai terbuka.
“Saya Londoner pertama dan terutama, tapi hal itu akan menunjukan kepada para hater di Irak dan di Suriah seperti apa negara kami ini: lampu suar,” kata Khan.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Hanya sebulan setelah serangan teror Brussel, lima bulan setelah serangan teror Paris, dan pada saat Islamfobia menjalar di Eropa Barat karena masuknya migran Muslim, pergeseran nilai yang positip terlihat di London. (R01/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel