Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suara Masjid Bisa Rubah Jakarta dan Indonesia Lebih Baik

Admin - Kamis, 4 Agustus 2016 - 15:55 WIB

Kamis, 4 Agustus 2016 - 15:55 WIB

527 Views ㅤ

(Twitter)

Yogyakarta, 1 Dzulqo’dah 1437/4 Agustus 2016 (MINA) – Tim Ahli Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Jazir ASP mengatakan, suara masjid bisa merubah Jakarta dan Indonesia lebih baik di masa depan.

“Kita bisa merubah Indonesia, itu dimulai dari masjid,” kata Jazir kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA)yang dipublikasikan pada Kamis (4/8).

Menurut Jazir, jika merujuk pada data yang dimiliki Menteri Agama pada 2014, Jakarta yang memiliki 3.200 masjid, maka pemilihan kepala daerah tahun depan, Jakarta bisa dipimpin oleh Muslim.

“Jika di Jakarta, besok pilkada ada calon pemimpin yang punya 1 juta suara dengan mengumpulkan ktp, umat Islam dengan ribuan masjid dikali 100 jamaah saja setiap masjid, kita sudah punya 3,2 juta suara,” tegasnya.

Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan

Dia menegaskan bahwa memilih pemimpin di luar Islam haram hukumnya bagi umat Islam.

Namun menurutnya, hal itu bisa terjadi jika Muslim memfungsikan masjid sebagaimana mestinya.

“Jika ada 750.000 masjid dan jutaan musala di Indonesia yang jika dibagi dengan 73.000 desa, perbandingannya 15 masjid bertugas melahirkan menyiapkan seorang kepala desa yang bertakwa, masa gak bisa?” ujarnya.

Pergeseran Fungsi Masjid

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

Jazir yang juga termasuk Dewan Syuro di Masjid Jogokariyan Yogyakarta menyebutkan, adanya pergeseran fungsi masjid di kota besar yang menjadi pemicu terjadinya krisis moral dalam kepemimpinan.

Menurutnya, masjid yang hanya menjadi tempat salat tidak bisa membuat perubahan sosial dan menjadikan Indonesia membaik. Dari masjid inilah, sudah seharusnya Indonesia, termasuk Jakarta, memilih pemimpin yang berbasis masjid yang jika flash back ke belakang, banyak tokoh besar yang pernah memimpin bangsa, seperti Buya Hamka, Muhammad Natsir, dan banyak lainnya.

“Kami (masjid Jogokariyan) sudah membuktikan, di sini memilih ketua RT/RW mesti orang masjid, karena mereka mesti orang baik-baik, orang yang bisa membangun, menyejahterakan, orang yang nasionalisme yang paham kebudayaan,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia menjabarkan, “Jika semua masyarakat di Indonesia sadar pemimpin yang berbasis di masjid itu bisa membawa kesejahteraan dan bisa merubah peradaban, maka 73.000 kepala desa, 1500 bupati-walikota dan semua orang masjid, termasuk presiden, maka damai dan sejahteralah Indonesia,” tuturnya.

Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren

Jazir menambahkan, pentingnya mempersiapkan kader pemimpin berbasis masjid harus dimulai sejak dini, agar tercipta sebagaimana tagline yang tengah didengungkannya.

“Masjid menyiapkan kampung Indonesia, dari masjid menyiapkan pemimpin umat Islam,” katanya. (L/P004/P001)

Mi’raj Islamic News AGency (MINA)

 

Baca Juga: Konferensi Internasional Muslimah Angkat Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan

 

 

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Al-Aqsa, AWG Gelar Sosialisasi di PPTQ Khadijah Pesawaran Lampung

Rekomendasi untuk Anda