Gaza, 29 Rajab 1438/ 26 April 2017 (MINA) – Jalur listrik Mesir yang terhubung dengan Jalur Gaza Selatan dilaporkan terputus pada Selasa malam (25/4), dan mengakibatkan wilayah Palestina yang terblokade menderita krisis listrik yang parah.
Sebelum kegagalan terakhir di jalur Mesir, perusahaan listrik Gaza berjuang untuk memberi aliran listrik kepada penduduk tetapi dengan kerusakan baru-baru ini, terpaksa harus mengurangi persediaan sehingga layanan menjadi hanya empat jam sehari.
Sebagaimana laporan Ma’an News yang dikutip MINA, jalur listrik Mesir hanya menyediakan 23 megawatt listrik untuk Jalur Gaza Selatan dan jalur itu hampir 15 persen dari pasokan listrik di daerah kantong pantai tersebut.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Pada Senin (16/4), satu-satunya pembangkit listrik Jalur Gaza ditutup setelah bahan bakar yang dipasok Qatar dan Turki habis.
Penutupan pembakit listrik itu mengurangi pasokan listrik kepada para pengguna menjadi enam jam, belum lagi terjadi pemadaman selama 12 jam, dibandingkan dengan jadwal biasa sekitar delapan jam dibagi delapan kepala keluarga, menurut laporan tersebut.
Bahkan pada kapasitas penuh, jaringan listrik Mesir dan Israel bersamaan pembangkit listrik Gaza, gagal memenuhi kebutuhan energi Jalur Gaza.
Pembangkit listrik tersebut tidak berjalan dengan kapasitas penuh selama bertahun-tahun, akibat blokade Israel yang melumpuhkan sehingga imbahnya sangat membatasi impor bahan bakar ke Gaza.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
PBB telah memperingatkan Jalur Gaza tidak dapat dihuni pada tahun 2020, yang mengarah pada kehancuran perang dan hampir satu dekade blokade Israel. (T/R12/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant